Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Kompas.com - 27/01/2014, 09:15 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNNMoney

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan India Palanoappan Chidambaram optimistis  India bisa bangkit dari pelemahan ekonomi yang saat ini terjadi. Ia juga yakin tingkat pertumbuhan ekonomi bakal bisa menembus 8 persen. Angka ini akan mengalahkan China yang tumbuh 7,7 persen tahun lalu.

Chidambaram yang akan menghadapi pemilu pada bulan depan mengatakan pemerintah India telah melakukan tugas dasar untuk pertumbuhan yang solid, bahkan ketika Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Negeri Bollywood itu tidak akan menembus 7 persen antara saat ini hingga tahun 2018 mendatang.

Lebih lanjut, Chidambaram memprediksi pertumbuhan 6 persen di tahun fiskal mendatang, kemudian tumbuh menjadi 7 persen di tahun berikutnya sebelum mencapai angka 8 persen.

Beberapa pengamat mengharapkan ekonomi India tumbuh hanya 4 hingga 5 persen di tahun 2013, di bawah capaian tahun sebelumnya. Chidambaram juga memperingatkan bahwa pemerintahan yang baru bisa saja "mengotori" semua rencana itu. "Jika mereka mengikuti jalan yang telah kita buat, maka saya pikir pertumbuhan bisa terjamin," kaya Chidambaram saat berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss seperti dikutip dari CNN Money, Minggu (26/1/2014).

Komentar Chidambaram tersebut dilontarkan saat negaranya menghadapi masa kritis, dimana inflasi tinggi, terjadi berbagai masalah infrastruktur, dan lebarnya defisit neraca transaksi berjalan. Pemerintah juga dihadapkan pada isu kebijakan yang membuat investor asing ragu menanamkan modalnya di India.

Akan tetapi, kepercayaan investor dibangkitkan setelah bank sentral India mengatakan pada Selasa (22/1/2014) lalu bahwa pihaknya sedang berupaya mengurangi inflasi yang telah merusak perekonomian.

Harga rata-rata konsumen di India meningkat sekitar 10 persen per tahun dan bank sentral ingin menurunkan ke 4 persen. Setelah menghadapi tahun yang volatil, indeks saham acuan India, Mumbai Sensex, sekarang diperdagamgkan mendekati rekor level tertinggi yang dicatatkan akhir 2013. Rupee saat ini mendekati level terendah selama 10 tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com