Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaatkan Bonus Demografi, Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa 7 Persen

Kompas.com - 07/02/2014, 18:22 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bappenas/Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana menaksir pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 7 persen, jika pemerintah bisa menyusun kebijakan dalam RPJMN 2014-2019 dengan mengoptimalkan bonus demografi.

Sebagaimana diketahui, Indonesia sudah mulai mendapatkan bonus demografi sejak 2012, di mana rasio ketergantungan sudah di bawah 50 persen. Dengan kata lain, jumlah angkatan kerja yang terus bertambah akan baik bagi perekonomian.

"Apalagi dengan bonus demografi itu, bisa menaikkan 10-15 persen ke pertumbuhan ekonomi. Jadi bayangkan kalau rata-rata pertumbuhan ekonomi kita 6 persen ditambah 10 persennya, ya plus minus bisa jadi 7 persen, sederhananya," terang Armida, di Jakarta, Jumat (7/2/2014).

Dibandingkan dengan Eropa, kata Armida, kondisi ini lebih baik. Di sana, tidak ada bonus demografi. Namun, yang jelas, syarat untuk pertumbuhan ekonomi dengan adanya bonus demografi ini adalah investasi.

Di sisi lain, transformasi ekonomi memerlukan empat kunci utama, yakni keunggulan kompetitif, sumber daya alam bernilai tambah, sumber daya manusia berkualitas, serta penguasaan iptek dan inovasi.

"Kami berpandangan ini yang harus dikembangkan secara sistematis, utamanya iptek dan inovasi. Contohnya bagaimana iptek dan inovasi bisa mendukung prioritas nasional, misal ketahanan pangan. Iptek dan inovasinya apa? Misalnya bibit tahan banjir atau kering. Karena tantangan ke depan itu terkait dengan climate change," jelas Armida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com