Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Bitcoin Bisa Sumbang Penerimaan Pajak Negara?

Kompas.com - 17/02/2014, 17:55 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - CEO Bitcoin Indonesia Oscar Dharmawan mengatakan mata uang virtual bitcoin dapat menyumbang penerimaan pajak negara. Pajak yang disumbangkan berasal dari biaya transaksi (transactional fee) yang dibebankan kepada pengguna bitcoin.

"Pendapatan terbesar negara adalah berasal dari pajak. Exchanger (operator) bitcoin mendapat pemasukan dari biaya transaksi. Pajak dapat diambil dari biaya transaksi yang diperoleh exchanger," kata Oscar di Jakarta, akhir pekan lalu.

Oscar memberi contoh pemerintah Singapura yang menetapkan pajak atas transaksi bitcoin. Sebesar 32 persen dari biaya transaksi wajib disetorkan kepada negara sebagai pajak.

"Kita berharap Direktorat Jenderal Pajak dapat melakukan hal yang sama, misalnya menarik 5 persen dari biaya transaksi. Biaya transaksi yag dikenakan kepada pengguna memang cuma 1 persen, tapi itu angka yang besar," jelas dia.

Namun demikian, Oscar mengaku belum tahu persis seberapa besar pajak yang dapat disumbangkan bitcoin kepada negara. Akan tetapi ia tetap optimis bila pemerintah melegalkan penggunaan bitcoin, maka pajak yang dapat disumbangkan akan besar.

"Kita belum tahu bisa menyumbang berapa. Mimpi kita bisa menyumbang pemasukan negara. Tarif biaya transaksi di bitcoin.co.id saja 1 persen. Misalnya mau menetapkan pajak 3 persen dari biaya transaksi yang 1 persen itu sudah cukup besar. Dengan menetapkan bitcoin sebagai bagian dari komoditas virtual, maka negara dapat menarik pajak dari transaksi bitcoin sehingga meningkatkan pendapatan negara," ujar Oscar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com