Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Gagal Pangkas Kemiskinan

Kompas.com - 20/02/2014, 07:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah gagal memangkas kemiskinan sesuai target yang ditetapkannya sendiri. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2009-2014 menargetkan kemiskinan tahun 2014 sebanyak 8-10 persen dari total penduduk Indonesia. Namun, proyeksi terakhir mengarah 10,54-10,75 persen.

Proyeksi pemerintah yang meleset dari target tersebut terungkap dalam rapat kerja Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) dengan Menteri Keuangan M Chatib Basri dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Salsiah Alisjahbana di Jakarta, Rabu (19/2/2014).

Rapat membahas perkembangan ekonomi 2014 itu dipimpin Ketua Banggar DPR dari Fraksi Partai Golkar, Ahmadi Noor Supit. Terdapat 27 tanda tangan dalam daftar hadir anggota Banggar DPR. Namun yang hadir secara fisik hanya 17 orang.

Chatib dalam rapat kerja mengatakan, situasi perekonomian global tahun 2014 diprediksi membaik dibandingkan tahun 2013. Ini tampak dari proyeksi pertumbuhan global yang dikoreksi dari 3,6 persen menjadi 3,7 persen menyusul tren perbaikan ekonomi di Amerika Serikat. Di sisi lain, negara berkembang mengalami tekanan di pasar keuangan. Pasalnya, akan ada arus modal keluar. Oleh sebab itu, pertumbuhan ekonomi lima negara ASEAN, termasuk Indonesia, direvisi turun, dari 5,4 persen menjadi 5,1 persen.

Dalam konteks itu, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mengarah ke 5,8-6 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 sebesar 6 persen. Sementara inflasi diperkirakan 5,4-5,7 persen dari target 5,5 persen. Atas proyeksi tersebut, mengutip paparan Armida, target angka kemiskinan dan pengangguran akan meleset dari target. APBN 2014 menargetkan angka kemiskinan sebanyak 9-10,5 persen. Namun, proyeksinya mengarah ke 10,54-10,75 persen.

Ini berarti realisasi diproyeksikan meleset dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2009-2014 sebesar 8-10 persen pada tahun 2014. Artinya, pemerintah gagal memberantas kemiskinan sesuai targetnya sendiri.

Tingkat pengangguran tidak banyak berubah. Dari target APBN 2014 sebanyak 5,7-5,9 persen, pemerintah memproyeksikan realisasinya 5,7-6 persen. Target RPJMN 2009-2014 adalah 5-6 persen pada tahun 2014.

Anggota Banggar DPR dari Fraksi PDI-P, Dolfie OFP, berpendapat, 20 persen kelompok masyarakat teratas menikmati penambahan kue pembangunan sebanyak 8 persen selama 2004- 2014. Sementara 40 persen kelompok masyarakat terbawah justru mengalami pengurangan kue pembangunan sebanyak 4 persen.

”Artinya, pertumbuhan ekonomi selama ini lebih banyak dinikmati kelompok ekonomi atas. Bertambahnya rasio Gini dari 0,38 tahun 2010 menjadi 0,41 sejak tahun 2011 adalah buktinya,” kata Dolfie. (LAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com