Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata Harus Jadi Andalan Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 26/02/2014, 17:49 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 mendatang dapat menjadi tantangan sekaligus hambatan bagi perekonomian Indonesia, khsususnya sektor pariwisata.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Hendri Saparini mengatakan, MEA merupakan ancaman paling dekat yang akan dihadapi Indonesia. Namun demikian, MEA pun dapat menjadi peluang yang bisa dikelola sebagai upaya penyelamatan ekonomi Tanah Air.

"Kita harus ubah strategi dan kebijakan bahwa selama ini pariwisata Indonesia dilakukan dengan pendekatan birokratis. Pendekatannya harus bisnis karena pariwisata bukan pelayanan publik. Semua negara menjadikan ini sebagai andalan ekonomi mereka," ujar Hendri di Jakarta, Rabu (26/2/2014).

Pada kesempatan sama, Peneliti Senior CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, saat MEA telah diberlakukan nanti, ada kemungkinan tren defisit neraca jasa. Ini karena perluasan liberalisasi di sektor jasa dalam MEA, seperti sektor logistik, kesehatan, penerbangan, pariwisata, serta teknologi dan informasi.

"Pariwisata harus jadi sektor prioritas utama. Kita punya comparative advantage, budaya kita lebih kaya. Negara-negara tetangga, mereka apa yang ada bisa dipromosikan semua, kita tidak," ujar Faisal.

Lebih lanjut, Faisal mengungkapkan sektor pariwisata tidak hanya dapat meredam defisit neraca jasa, namun juga sangat potensial dalam mendatangkan devisa bagi negara.  Oleh karena itu, dalam menghadapi MEA, sektor pariwisata harus dikembangkan dengan optimal. Salah satu unsur terpenting adalah daya saing tenaga kerja.

"Malaysia saja dapat menciptakan 2 juta tenaga kerja dari pariwisata. Kita juga seharusnya bisa melakukan ini. Tapi kelemahan kita banyak tenaga kerja yang daya saingnya rendah. Jangan sampai nanti tour guide pariwisata Indonesia digantikan tour guide dari negara lain karena bahasa Inggrisnya tidak bagus," ungkap Faisal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com