Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kawasan Industri di Indonesia Kurang Kompetitif

Kompas.com - 15/03/2014, 08:00 WIB

KUTA, KOMPAS.com
— Harga kawasan industri di Indonesia relatif kurang bersaing dibandingkan dengan negara-negara kompetitor. Tingginya harga tersebut terutama untuk kawasan industri di sekitar Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Karawang, dan Purwakarta.

Demikian Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Imam Haryono pada lokakarya pendalaman kebijakan industri di Kuta, Bali, Jumat (14/3).

Berdasarkan data Organisasi Perdagangan Luar Negeri Jepang (Jetro) 2012, harga lahan kawasan industri di Bekasi atau Karawang 191 dollar AS per meter. Adapun harga sewa lahan di kawasan industri tersebut 19,1 dollar AS per meter per bulan.

Sebagai perbandingan, harga lahan per meter di kawasan industri Beijing berkisar 71-87 dollar AS, Shanghai 158 dollar AS, Guangzhou 95 dollar AS, Bangkok 119 dollar AS, dan Manila 52-102 dollar AS.

Sementara itu, harga sewa lahan per meter per bulan di kawasan industri Beijing berkisar 4,75-7,12 dollar AS, Shanghai 3,56 dollar AS, Guangzhou 2,37-6,33 dollar AS, Bangkok 6,95 dollar AS, dan Manila 2-6 dollar AS.

Imam mengatakan, peran pemerintah selama ini dalam menyediakan lahan kawasan industri minim dibandingkan negara- negara lain. Pengembangan kawasan industri di Indonesia kebanyakan dilakukan oleh pihak swasta.

Imam menilai pemerintah dapat melakukan intervensi untuk menjaga harga lahan tidak terlalu tinggi dengan membangun kawasan industri. Prakarsa ini dapat dilakukan pemerintah misalnya pada kondisi ketika tidak ada minat atau kemampuan dari swasta, padahal perlu ada percepatan industrialisasi di wilayah tersebut.

Menurut Imam, terbuka upaya mencari skema lain agar harga kawasan industri baru yang akan dibuka nantinya tak terlalu tinggi. ”Misalnya, tanahnya swasta, tetapi infrastruktur disediakan pemerintah,” katanya.

Kepala Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri Kemenperin Arryanto Sagala menekankan pentingnya ada rambu-rambu sehingga harga lahan di kawasan industri wajar sesuai kemampuan investor.

Data Kemenperin yang mengacu pada hasil survei 2013 mencatat, kawasan industri di Indonesia masih terkonsentrasi di Jawa.

Ada 74 kawasan industri di Indonesia dengan total luas 30.038,35 hektar. Dari jumlah tersebut, 75,89 persen atau sebanyak 55 kawasan industri dengan luas 22.795,90 hektar ada di Jawa. Selanjutnya Sumatera dengan 16 kawasan industri seluas 4.493,45 hektar (14,96 persen), Sulawesi dengan 2 kawasan industri seluas 2.203 hektar (7,33 persen), dan Kalimantan satu kawasan industri seluas 546 hektar (1,82 persen).

Pemerintah mendorong konsentrasi industri ke luar Jawa. Penyebaran industri dengan proporsi 72 persen di Jawa dan 28 persen di luar Jawa pada tahun 2013 diharapkan akan bergeser. Pada tahun 2025 proporsi penyebaran industri diharapkan menjadi 60 persen di Jawa dan 40 persen luar Jawa. (CAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com