Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minapolitan Lele Hasilkan Ratusan Miliar Rupiah

Kompas.com - 17/03/2014, 08:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis


DEMAK, KOMPAS.com - Budidaya perikanan salah satunya lele berkontribusi menumbuhkembangkan ekonomi kerakyatan. Melalui program minapolitan, budidaya lele terintegrasi dengan pertanian seperti jambu, serta industri pengolahan, seperti pengasapan.

Salah satu daerah minapolitan lele yang berhasil mengembangkan blue economy ini adalah Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Slamet Soebjakto, menuturkan, konsep minapolitan ini memiliki nilai ekonomis yang lebih efisien. Daun jambu biasanya masyarakat Demak gunakan sebagai bahan pakan lele, demikian pula dengan limbah pengasapan.

Sementara itu, air limbah lele yang mengandung banyak lendir digunakan sebagai pupuk organik pohon jambu, pengganti pupuk kimiawi. "Budidaya lele ini sangat mudah dikerjakan, teknologinya sederhana, modalnya sedikit, dan bisa mengentaskan kemiskinan. Budidaya lele salah satu penunjang ekonomi kerakyatan," kata Slamet, Minggu (16/3/2014).

Minapolitan jambu-lele-pengasapan di Demak menyerap tak kurang dari 590 tenaga kerja. Dari minapolitan lele, Demak bisa memproduksi tak kurang dari 14.432 ton lele, 150 ton jambu, dan 114 ton olahan lele asap.

Sepanjang tahun lalu, nilai ekonomis dari minapolitan lele mencapai miliaran rupiah, Rp 223,2 miliar. Budidaya lele sendiri menghasilkan Rp 218 miliar, jambu Rp 2,5 miliar, dan olahan lele asap Rp 4,3 miliar.

Demak menjadi satu dari 30 kabupaten/lokasi minapolitan komoditas lele. Hingga 2013 KKP telah memetakan 115 kabupaten/lokasi minapolitan seluruh komoditas perikanan dan kelautan.

Slamet mengatakan, prospek budidaya lele sangat menjanjikan. Kebiasaan masyarakat mengkonsumsi ikan laut pun semakin bergeser ke konsumsi ikan air tawar, menyusul cuaca buruk yang belakangan terjadi sehingga menurunkan produktivitas perikanan tangkap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com