Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gita Wirjawan Khawatirkan Indonesia yang Tergantung Impor

Kompas.com - 26/03/2014, 13:13 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Presiden yang juga peserta Konvensi Partai Demokrat Gita Wirjawan menyayangkan kondisi Indonesia yang lambat bersaing dengan negara tetangga dalam memproduksi berbagai barang kebutuhan.

Mantan Menteri Perdagangan itu menilai, kondisi tersebut lah yang membuat Indonesia terus menerus tergantung pada produk impor. "Taiwan, Tiongkok, Vietnam dan negara berkembang lainnya sudah bisa memproduksi produk-produk elektronik seperti handphone, bahkan dengan bahan dan harga yang murah. Sekarang bagaimana kita menciptakan lulusan politeknik itu bisa juga seperti itu," kata Gita, Rabu (26/3/2014) siang.

Gita khawatir, jika kondisi seperti itu terus berlanjut, maka Indonesia akan terus menerus mengandalkan produk dari negara-negara tetangga. Jika sudah begitu, menurutnya Indonesia tidak akan pernah menjadi bangsa yang mandiri.

"Kita tidak bisa bikin handphone. Kita tidak bisa bikin mobil. Kita terus menerus mengandalkan produk dari negara lain. Padahal secara matematis kita unggulan dibanding negara-negara lain," sesal Gita.

Menurutnya, kunci untuk menyelesaikan permasalahan ini, sepenuhnya ada di tangan pemerintah. Gita menilai, Indonesia tidak bisa membuat produk-produknya sendiri dengan maksimal karena adanya keterbatasan dana karena manjerial yang buruk.

"Core dari pembangunan adalah pemerintah, bagaimana kita bisa meningkatkan pajak untuk menambah pendapatan kita. Sejauh ini, penduduk yang membayar pajak tercatat hanya 23 juta orang. Jika kita bisa tekan saja ke angka 60 juta sampai 100 juta orang, pasti pendapatan kita akan jauh bertambah," ujarnya.

Jika penerimaan dari pajak sudah bertambah, maka hal yang perlu dilakukan tinggal mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan baik. "Nanti bisa dikelola APBN itu, bisa untuk membenahi pendidikan, hukum, masalah kemakmuran dan kemajemukjan, sampai ke pengembangan produk-produk dalam negeri," pungkasnya.

Selain Gita, uji publik capres ini juga dihadiri oleh kandidat konvensi lainnya, yakni Ali Masykur Musa, Dino Patti Djalal, Anies Baswedan, dan Irman Gusman. Panitia juga mengundang capres di luar konvensi, yakni capres PDI-P Joko Widodo, capres PKB Mahfud MD, dan Capres PBB Yusril Ihza Mahendra, namun mereka berhalangan hadir.

Nama-nama tersebut muncul berdasarkan kategori Habibie yang menilai capres muda adalah mereka yang berusia 40-60 tahun. Untuk menguji para capres tersebut, hadir pula panelis yakni Pengamat LIPI Indria Samego, Pengamat Psikologi Politik UI Hamdi Muluk, Mantan Dubes Indonesia untuk Jerman Eddy Pratomo, dan duta anti perbudakan Migrant Care Melanie Subono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com