Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta Rajasa: LCGC Jangan Lagi Tenggak BBM Bersubsidi

Kompas.com - 02/04/2014, 15:24 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Aturan yang membolehkan mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) untuk mengonsumsi BBM bersubsidi masih dirumuskan oleh pemerintah. Namun, pemilik jenis kendaraan itu diminta tak lagi membeli BBM bersubsidi karena sudah mendapat berbagai insentif kemudahan.

"Pandangan saya, mobil itu (LCGC) jangan menggunakan BBM bersubsidi, dia sudah diberikan insentif berbagai macam kemudahan, jangan lagi menyerbu BBM bersubsidi dong," ujar Hatta di Gedung Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (2/4/2014).

Menurut Hatta, sebenarnya secara teknis mobil LCGC sudah menggunakan mesin yang seharusnya mengonsumsi BBM dengan nilai oktan tinggi. Oleh karena itu, Hatta melarang pengguna LCGC menggunakan BBM dengan nilai oktan rendah.

"Secara teknis mobil LCGC jangan gunakan BBM dengan oktan rendah. Kecenderungannya mesin mobil sekarang ini memiliki efisiensi tinggi dan oktan number yang tinggi juga karena di beberapa negara tinggal polusinya tinggi," katanya.

Jika pengguna LCGC tetap menggunakan BBM bersubsidi, Hatta berharap ada sanksi hukum terhadap pelanggarnya. Saat ditanya mengenai sanksi yang tepat dikenakan ke perusahaan atau pribadi, Hatta mengatakan bahwa perusahaan tidak bisa disalahkan mengenai penggunaan BBM bersubsidi.

"Sanksi hukumnya harus ada dong. Tentu kalau sejak awal ada ketentuannya, enggak bisa kita salahkan perusahaan kalau ada pengguna yang memakai BBM subsidi," tandasnya.

Sebelumnya, Kemenkeu sudah menyurati Kemenperin terkait penggunaan BBM bersubsidi untuk LCGC. Sebab, dikhawatirkan konsumsi BBM bisa membengkak melebihi target semula.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com