Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi: Konsep Ekonomi Gerindra Mirip Orde Baru

Kompas.com - 28/04/2014, 13:15 WIB

PERTH, KOMPAS.com - Akademisi menilai konsep ekonomi-politik yang dijalankan oleh Partai Gerindra bisa membawa kembali pola seperti era Orde Baru. Selain itu, manifesto politik yang dijalankan partai tersebut cenderung ke arah fasisme.

Kandidat Ph.D Murdoch University, Airlangga Pribadi dalam diskusi “Menimbang Capres RI 2014” menilai konsep lain lain ekonomi yang diusung Gerindra adalah tidak terlalu memberikan perhatian terhadap jaminan sosial yang layak

"Sementara itu, pola-pola model intervensi negara yang dikedepankan program Prabowo adalah model yang rentan terhadap predatorisme dan korupsi aliansi bisnis-politik seperti Orde Baru," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu malam (27/4/2014).

Dalam kesempatan itu, Airlangga juga mengungkapkan bahwa manifesto Partai Gerindra cenderung fasis dan menyuburkan intoleransi. Hal itu merujuk pada poin “...negara dituntut untuk menjamin kemurnian ajaran agama yang diakui oleh negara dari segala bentuk penistaan dan penyelewengan dari ajaran agama.”

Airlangga menduga bahwa itu memang bagian dari strategi politik Gerindra. Setelah cukup lama menyasar isu-isu nasionalisme seperti kemandirian dan kedaulatan, dan ketika konstituen politik mereka sudah loyal, Gerindra memberi sinyal kepada kaum fanatik untuk bergabung.

“Jika Prabowo berkuasa, intoleransi akan semakin terinkorporasi di dalam elemen negara. Negara akan menentukan mana keyakinan yang benar dan mana yang salah. Ini mengerikan sekali,” imbuhnya.

Sementara itu, Irwansyah Jemi, yang juga calon doktor di Murdoch University menilai otoritarianisme negara ala Orde Baru akan hadir lagi.

Adapun salah satu peserta diskusi Iqbal Aji Daryono menuturkan, akan banyak kaum eksil yang punya trauma mendalam atas perlakuan kelompok mayoritas di Indonesia. "Apabila Prabowo berkuasa dan menjalankan langkah-langkah politik sesuai manifesto Gerindra, patut diduga ia hanya akan mengakomodasi hak-hak mayoritas," ujar Iqbal yang sehari-hari bekerja sebagai pengemudi truk ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com