Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Investor Tempatkan Prabowo sebagai "Pilihan Kedua"

Kompas.com - 16/04/2014, 15:18 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom senior Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan mengklaim kalangan investor menginginkan Joko Widodo menjadi Presiden. Di urutan kedua, mereka memilih Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.

"Investor fokus di dua capres ini. Kalau dilihat benar-benar perbedaannya tidak banyak," ujarnya di Jakarta, Rabu (16/4/2014).

Menurut Fauzi, baik Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) maupun Partai Gerindra adalah sama-sama partai nasionalis. Investor memandang kemungkinan Prabowo menjadi Presiden lantaran orang-orang terdekatnya sudah sangat akrab dengan dunia usaha.

"Adiknya (Prabowo), Hashim Djojohadikusumo pebisnis internasional. Iparnya, Soedrajad Djiwandono mantan Gubernur BI pada saat krisis yang mengimplementasi program IMF. Bapaknya, Soemitro Djojohadikusumo, mantan Mendag yang notabene buka sektor perdagangan," terang Fauzi.

Iklan Gerindra yang terkesan sangat proteksionis terhadap sumber ekonomi dalam negeri sangat berkebalikan dengan apa yang dipaparkan Fauzi. Dimintai tanggapan tentang hal tersebut, Fauzi hanya mengatakan, itu adalah hal biasa dalam politik. "Itu kan retorika. Dalam kampanye politik itu biasa," kelakarnya.

Di sisi lain, calon wakil presiden (cawapres) yang dinilai tepat mendampingi Jokowi adalah Jusuf Kalla. "Kalau bicara dengan pengusaha, mereka cukup akomodatif terhadap JK. Yang kedua, Akbar Tandjung," sambung Fauzi.

Bagi pebisnis, yang penting dua atau tiga partai dengan perolehan suara terbesar bisa membangun koalisi parlemen. "PDI-P, Golkar, Gerindra, investor senang. Itu paling sempurna tapi tidak mungkin," ujarnya lagi sambil tertawa.

Meski kecil kemungkinan ketiganya membentuk koalisi, Fauzi menuturkan sebenarnya ideologi ketiganya mirip. Sehingga, jika benar terbentuk koalisi diantara ketiga partai, 50 persen lebih kursi di DPR akan dikuasai. Ini teramat menyenangkan buat para investor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com