Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Pertumbuhan Ekonomi Melambat Bukan Akibat Kebijakan Moneter

Kompas.com - 08/05/2014, 20:53 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia (BI) membantah tudingan yang menyebut bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2014 menjadi 5,21 persen disebabkan kebijakan moneter ketat yang diberlakukan bank sentral.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo menyebut, salah satu pemicu perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I disebabkan kebijakan fiskal melalui pemberlakuan UU Mineral dan Batubara (UU Minerba) yang melarang ekspor mineral mentah. Akibatnya, kinerja ekspor pun sedikit tertekan.

"Bisa diungkapkan bahwa (penurunan pertumbuhan ekonomi) ini bukan akibat kebijakan moneter berlebihan," kata Agus di Jakarta, Kamis (8/5/2014).

Agus memaparkan, penurunan pertumbuhan ekonomi lebih disebabkan oleh perlambatan ekspor riil. "Kalau terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi, yang utama karena memang ada perlambatan-perlambatan kinerja ekspor, khususnya ekspor tambang mineral dan batu bara," ungkapnya.

Tudingan kebijakan moneter yang ketat sebagai pemicu penurunan pertumbuhan ekonomi, kata Agus, tidak beralasan. Buktinya, pertumbuhan konsumsi rumah tangga justru tumbuh lebih baik, investasi masih bertumbuh, dan konsumsi pemerintah pun masih baik.

"Jadi yang ingin kami sampaikan bahwa kondisi moneter yang ketat memang membawa inflasi menjadi lebih yakin ke tingkat normalnya. Kami tidak ingin inflasi itu tidak terkendali karena itu membebani kesejahteraan rakyat," ujarnya.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi perlambatan permintaan dari Tiongkok, penurunan harga komoditas, dan dampak penerapan UU Minerba.

Sebelumnya, BI memperkirakan bahwa UU Minerba hanya akan menurunkan ekspor mineral di 2014 sebesar 1,8 miliar dollar AS. "Tetapi dari perhitungan terakhir kami, penurunan ekspor akibat UU Minerba itu menjadi 3,8 miliar dollar AS di 2014," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com