Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkendala Lahan, Program Rumah Buruh Jokowi-JK Dibangun Vertikal

Kompas.com - 07/06/2014, 15:23 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Program pembangunan perumahan murah untuk buruh yang ada dalam visi misi Ekonomi pasangan Jokowi-JK akan terbentur dengan ketersedian lahan di daerah kawasan Industri yang semakin sempit.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Aliansi Rakyat Merdeka sekaligus tokoh buruh Indonesia, Jumhur Hidayat mengatakan, untuk mengatasi masalah ketersedian lahan, pembuatan perumahan murah untuk buruh yang digagas Jokowi-JK harus dibangun secara vertikal.

"Itu sederhana kan sudah dilakukan di Jakarta. Jadi dibuatnya keatas seperti rumah susun," ujar Jumhur Hidayat di Jakarta, Sabtu (7/6/2014).

Jumhur menjelaskan, kebutuhan akan perumahan buruh saat ini sangatlah mendesak. Oleh karena itu, dia menyambut baik program Jokowi-JK tersebut.

"Ya kalau harganya pasti maulah masyarakat, bisa diatur itu kan. Kalau masalah penggusuran saya tidak mau menjelaskan lebih dalam," kata Jumhur.

Mengenai lahan tanahnya, Jumhur mengatakan peran pemerintah harus besar dalam hal pembebasan tanah. Menurutnya, masalah mampu diselesaikan asalkan ada komitmen pemerintah terhadap masalah tersebut.

Sementara itu, Ketua Komite Bilateral Kadin Indonesia untuk Bulgaria, Albania dan Georgia, Alexander Yahya Datuk mengatakan, pembangunan perumahan buruh memang idealnya dibangun secara vertikal. Hal tersebut karena memang keterbatasan lahan disekitar kawasan industri sudah semakin padat.

"Memang ini (perumahan buruh) harus ke atas tidak lagi horizontal, karena dikawasan industri semakin padat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com