Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Piala Dunia Ikut Menggoyang Bursa Saham

Kompas.com - 13/06/2014, 09:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
Gaung Piala Dunia 2014 yang mulai dini hari tadi menggelinding di Brasil, menggema ke seantero jagat.Efek Piala Dunia diperkirakan merembet ke perdagangan saham global, termasuk di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tanda-tandanya mulai nongol sejak beberapa hari terakhir. Investor asing perlahan mengurangi portofolio mereka. Lima hari terakhir, asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) Rp 1,14 triliun di BEI. Pada Kamis (12/6/2014), asing net sell Rp 441,70 miliar dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,75 persen ke 4.934,41.

Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menilai, volume perdagangan saham di pasar modal domestik akan sepi. Investor beralih meneropong jalannya pertandingan Piala Dunia. Berdasarkan pengalaman Piala Dunia 2006 dan 2010, volume perdagangan di BEI menurun 20 persen sampai 25 persen dari hari biasa.

Selain Piala Dunia, pelaku pasar wait and see lantaran ada hajatan politik nasional: pemilihan presiden (pilpres). "Tapi selama pemilu aman dan bahagia, beli saja. Tetap akumulasi saham," imbuh Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia.

Menurut Tommy, panggilan Satrio, transaksi saham hanya sepi di dua pekan pertama Piala Dunia. Selepas itu, dana perlahan kembali ke pasar modal. Pada semifinal Piala Dunia, volume perdagangan diprediksi kembali normal.

Jika ingin tetap bertransaksi saat pasar saham sepi, kata Edwin, trader perlu mengecek volume perdagangan saham. Dari sini, mereka bisa masuk ke saham yang masih memiliki volume perdagangan yang cukup baik.

Cermati juga emiten yang melakukan aksi korporasi, seperti melakukan penerbitan saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), non-HMETD, meraih utang, menerbitkan obligasi atau membagi dividen.

Pelaku pasar juga perlu melirik saham yang secara siklus meningkat. Sepanjang Piala Dunia, Edwin melihat saham konsumer menarik karena tingginya konsumsi camilan atau rokok. Apalagi, perhelatan Piala Dunia beriringan dengan bulan puasa. Di bulan ini, saham konsumer dan otomotif biasanya meningkat.

Edwin menyebutkan, saham konsumer seperti PT Unilever, Tbk (UNVR), Mayora (MYOR), Indofood (INDF), Ace Hardware (ACES), Tiga Pilar (AISA), Ramayana (RALS) dan Matahari (LPPF) akan bersinar sepanjang Piala Dunia dan bulan puasa. Saham perbankan, seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Central Asia (BBCA) juga menarik.

Satrio juga menilai, BBRI dan Bank Mandiri (BMRI) moncer. Saham sektor batubara seperti Indo Tambangraya (ITMG), Bukit Asam (PTBA) dan United Tractor (UNTR) berpeluang bagus. Lalu, saham produsen semen yaitu Semen Indonesia (SMGR) dan Indocement (INTP). Selanjutnya, sektor konstruksi, seperti Adhi Karya (ADHI), Wjaya Karya (WIKA) dan Pembangunan Perumahan (PTPP). Untuk saham berkapitalisasi jumbo, Satrio merekomendasikan PT Telkom (TLKM), Perusahaan Gas Nasional (PGAS) dan Astra International (ASII).

Edwin memproyeksikan, IHSG bergerak di rentang support 4.811 dan resistance 5.004 hingga Piala Dunia berakhir. Satrio memprediksi, IHSG menyentuh 5.100 - 5.200 hingga pilpres. (Annisa Aninditya Wibawa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com