Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Bantah Impor BBM Libatkan Mafia Minyak

Kompas.com - 18/06/2014, 16:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
PT Pertamina menegaskan bahwa impor minyak baik minyak mentah maupun BBM yang dilakukannya selama ini tidak melibatkan jasa broker atau trader. Pertamina langsung membeli dari perusahaan minyak dan pemilik kilang.

“Kami tegaskan bahwa dalam proses pengadaan BBM dan minyak mentah di Pertamina, tidak ada lagi peran trader atau broker minyak yang selama ini disebut-sebut sebagai mafia minyak," ujar Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir dalam keterangan tertulis, Rabu (18/6/2014).

Pertamina menyayangkan adanya opini yang berkembang bahawa pengadaan BBM dan minyak mentah Pertamina melibatkan para mafia minyak.

"Untuk menegaskan komitmen keterbukaan, proses tender pengadaan di Petral juga pernah dipantau langsung oleh para tokoh masyarakat, LSM, anggota DPR dan juga media. Selain itu, tiap tahun, Pertamina dan termasuk Petral di dalamnya, juga diaudit oleh BPK dan prosedur pengadaan dipantau oleh KPK,"ujarnya.

Ali mengatakan impor BBM dan minyak mentah yang selama ini dilakukan Pertamina Energy Sevices (anak usaha Petral) hanya dilakukan dengan mengundang langsung National Oil Company (NOC) untuk minyak mentah dan produsen BBM (pemilik kilang) untuk produk BBM.

Impor BBM dan minyak mentah memang tidak bisa dihindari saat ini. Setiap tahun rata-rata konsumsi BBM di Indonesia tumbuh sebesar 8 persen. Semantara di sisi lain, produksi minyak mentah di dalam negeri terus merosot.

Untuk mengurangi ketergantungan akan impor BBM, Pertamina telah berinisiatif melakukan penambahan kapasitas kilang, baik melalui pembangunan kilang baru dengan menggandeng beberapa mitra maupun melakukan buttom-upgrading (penambahan kapasitas) kilang-kilang yang sudah ada.

Untuk buttom upgrading, Pertamina telah menyusun Refinery Development Master Plan untuk kilang-kilang eksisting, yaitu Balongan, Cilacap, Balikpapan, Plaju, dan Dumai dengan potensi peningkatan kapasitas produksi sebesar 50 persen pada 2018. “Jika hal itu dapat terealisasi maka diharapkan impor BBM dapat ditekan dan ketahanan energi nasional semakin meningkat,” ujarnya. (Petrus Dabu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com