Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Baru Diminta Rampungkan PR Besar Sektor Pertambangan

Kompas.com - 19/06/2014, 18:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
- Pemerintahan baru yang terpilih diharapkan bisa menyelesaikan polemik yang terjadi di industri pertambangan. Selama ini, isu pertambangan cukup menyita perhatian, utamanya berkaitan dengan pelarangan ekspor mineral mentah.

Selama ini, diskusi mengenai pelonggaran ekspor mineral mentah antara pihak pengusaha dan pemerintah berjalan lambat. UU Minerba yang mengusung niat mulia untuk meningkatkan kualitas ekspor justru mengakibatkan ribuan pekerja tambang kehilangan pekerjaannya.

"Sekitar 80 persen dari 4.000 karyawan Newmont telah ditempatkan dalam status stand-by dengan pemotongan gaji semenjak 6 Juni 2014 lalu," tutur Presiden Direktur Newmont, Martiono Hadianto dalam penjelasannya beberapa waktu lalu.

Untuk itu, menurutnya, salah satu PR besar pemerintahan yang akan datang adalah mengenai penerapan regulasi terbaru UU Minerba No.4/2009 dan carut marut renegosiasi Kontrak Karya yang belum menemui titik final,  terutama bagi perusahaan-perusahaan tambang raksasa, seperti Freeport dan Newmont.

Terkait dengan Newmont, Martiono menjelaskan, perseroan sebenarnya telah melakukan berbagai langkah dan upaya untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kegiatan pemurnian dalam negeri dan membantu menyelesaikan isu ini.

“Namun, meski segala upaya terbaik telah kami lakukan, perusahaan belum dapat melakukan ekspor konsentrat tembaga sejak Januari lalu dan belum menerima izin ekspor,” jelas Martiono.

Keadaan ini tentunya membuat khawatir berbagai pihak, yang salah satunya pemerintah daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sebagian besar ditopang oleh sektor pertambangan, dan ditentukan oleh keberlangsungan produksi dan kontribusi Newmont. Ketika perusahaan ini mengumumkan kondisi force majeure dan harus menghentikan operasinya, artinya KSB praktis terancam kehilangan 95 persen sektor pendapatannya.

Tidak hanya itu, karyawan dan karyawan kontraktor PTNNT yang menggantungkan hidup pada operasi perusahaan ikut terkena imbas. Untuk menyelesaikan masalah di industri pertambangan, beberapa hal yang harus dilakukan oleh pemerintahan yang baru adalah tegas dan konsisten menjalankan regulasi yang disusun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com