Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia: Indonesia Harus Tumbuh 9 Persen

Kompas.com - 23/06/2014, 13:48 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia melaporkan, jika ekonomi tumbuh di bawah 5-6 persen, Indonesia tidak akan lepas dari apa yang disebut jebakan kelas menengah (middle income trap).

Direktur Bank Dunia untuk Indonesua, Rodrigo Chaves menuturkan, situasi seperti itu dialami oleh banyak negara yang pada awalnya tumbuh dengan cepat, kemudian stagnan selama lebih dari satu dekade.

"Namun dengan pertumbuhan mendekati 9 persen Indonesia dapat menghindari perangkat tersebut, dan masuk dalam kelompok negara-negara berpenghasilan tinggi pada 2030," katanya, di Jakarta, Senin (23/6/2014).

Dalam sebuah laporan Bank Dunia yang ditulis Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiome Diop, disebutkan bahwa Indonesia perlu memperhatikan masalah internal dan eksternal untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. Hal itu agar, Indonesia tidak mengulang pengalaman negara-negara berpenghasilan menengah yang terjebak, seperti Brazil, dan Afrika Selatan.

Ndiome menjelaskan, Brazil tumbuh pesat pada 1960 dan 1970an. Namun memasuki 1981 ketika PDB mencapai 3.939 dollar AS, Brazil mengalami perlambatan berkepanjangan hingga 2004. Afrika Selatan pun, lanjutnya mengalami tren serupa.

Ndiome menyatakan, Afsel mengalami pertumbuhan ekonomi pesat selama 20 tahun, namun memasuki 1990an pertumbuhan ekonominya sangat rendah. Bahkan, selama 32 tahun terakhir pendapatan perkapita masyarakatnya hanya naik 400 dollar AS.

"Mereka kehilangan 20 tahun sehingga mengambang. Sehingga, kedua negara ini belum bergabung, dengan negara-negara berpenghasilan tinggi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com