Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag: Kenaikan Harga Beras Berbahaya bagi Perekonomian

Kompas.com - 02/07/2014, 20:43 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi menyatakan telah memberikan arahan kepada Dirut Perum Bulog untuk mengantisispasi persediaan cadangan beras, menyusul turunnya prediksi Angka Ramalan (ARAM) 1 Tahun 2014 untuk produksi padi, yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).

BPS memprediksikan produksi padi pada 2014, berdasarkan ARAM 1 hanya mencapai 69,87 juta ton. Hal tersebut berarti terjadi kontraksi penurunan sekitar 2 persen dari tahun lalu. Sementara pada saat bersamaan ada efek El Nino yang harus diantisipasi.

“Oleh sebab itu, saya sudah memberikan arahan kepada Dirut Bulog untuk mengantisipasi masalah tersebut. Akan tetapi angka, harga, dan waktu untuk itu, saya minta tolong biar menjadi diskresi pemerintah,” terang Lutfi, di Jakarta, Rabu (2/7/2014).

Lutfi masih merahasiakan kapan, berapa, dan berapa harga beras yang akan diimpor Bulog didasari berbagai pertimbangan. Menurutnya, hal tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas harga dan untuk menghindari kontaminasi spekulan. “Tapi intinya sudah diantisipasi,” imbuhnya.

Lutfi optimistis, berdasarkan pengalaman sebelumnya, pemerintah selalu tepat waktu, tepat kuantitas dalam mengantisipasi kurangnya pasokan. Dia meminta masyarakat untuk percaya pemerintah mampu menjaga pasokan beras. Pasalnya, menurut Lutfi, tidak seperti komoditas lain, kurangnya pasokan beras akan berpengaruh besar terhadap kenaikan harga beras itu sendiri dan komoditas lain.

“Kalau kita telat mengantisipasi masalah-masalah tersebut, pasti akan terjadi kenaikan yang tidak kita inginkan. Akibat dari kenaikan komoditas beras ini, sangat berbahaya terhadap seluruh indikator ekonomi mikro dan makro,” jelasnya.

Saat ini cadangan beras di Bulog ada sekitar 1,8 juta ton. Lutfi memprediksi, persediaan tersebut bisa mencukupi kebutuhan 7 bulan. Namun yang menjadi masalah, dampak El Nino mungkin akan mengganggu masa panen yang akan jatuh pada September 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com