"Mereka (Newmont) mau lanjutkan perundingan, juga arbitrase. Itu sama saja menghina kita. Sebenarnya, kita enggak akan gugat balik kalau besok mereka mau cabut gugatannya," kata Chairul kepada wartawan saat buka puasa bersama di kediamannya, Menteng, Jakarta, Senin (21/7/2014) malam.
Chairul mengatakan, jika Newmont mencabut gugatan, bisa dipastikan pemerintah mau kembali ke meja perundingan. Namun, sebaliknya, jika mereka tidak mencabut gugatan, Chairul menegaskan, tidak ada proses perundingan lagi.
Ketika ditanya wartawan apakah ini merupakan gertak sambal atau sebuah ancaman, Chairul menjawab tegas, "Pemerintah harus melindungi investor. Karena soal ancam-mengancam, cabut-mencabut mah gampang. Tapi, ini kan Republik, ada tahapannya, ada waktu yang diberikan," katanya.
Di sisi lain, Ketua KEN itu pun mewanti-wanti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral agar tidak termakan janji Newmont yang berusaha mengulur waktu untuk mencabut gugatan.
"Mereka minta waktu terus. Saya bilang ke ESDM untuk hati-hati karena karakter Newmont ini bisa saja membeli waktu, tapi tidak punya niat baik untuk kita," ujarnya.
Dia menambahkan, Pemerintah RI harus menyiapkan strategi lain menghadapi cara Newmont yang mengulur-ulur waktu tersebut. Namun, kepada wartawan, dia enggan membeberkan strategi "perang" tersebut.
"Kalau diungkapin sekarang, mereka bisa siap-siap dong," kata Chairul.
"Pada saatnya nanti saya buka, tapi enggak sekarang. Yang penting keputusan presiden (keppres) soal penunjukkan lawyer disiapkan secara fleksibel untuk tim supaya bisa menjadi manuver kepada arbitrase atau apa pun," ucap dia.
Sebelumnya, dalam rapat koordinasi soal arbitrase Newmont, Senin sore, disepakati pemerintah membentuk tim untuk menghadapi gugatan Newmont. Tim dibentuk lewat keputusan presiden yang segera akan ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pekan ini.
baca juga: CT: Sering Bikin Masalah, Newmont Harus Diberi Pelajaran