Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Data Penyumbang Pendapatan Tertinggi PT Telkom

Kompas.com - 25/07/2014, 11:51 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mencatatkan kinerja perseroan yang meyakinkan di tengah ketatnya persaingan telekomunikai pada semester pertama 2014 ini. PendapatanTelkom selama Semester I tercatat sebesar Rp 43,54 triliun atau naik 8,4 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang mencapai Rp 40,16 triliun.

“Pertumbuhan pendapatan pada semester I 2014 ini didominasi oleh pertumbuhan pendapatan dari sektor Data, Internet, and IT Services yang mencatat pertumbuhan sebesar 16,0 persen dari Rp 15,04 triliun menjadi Rp 17,44 triliun. Sementara pendapatan dari voice (selular) mencapai Rp 15,40 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp 16,38 triliun atau tumbuh sebesar 6,4 persen,” ujar Direktur Utama Telkom Arif Yahya, dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (25/7/2014).

Disisi lain, pelanggan broadband Telkom juga mengalami peningkatan pesat. Tercatat Per 30 Juni 2014, Telkom memiliki 3,21 juta pelanggan fixed broadband (Speedy), meningkat sebesar 15,6 persen dibanding akhir semester pertama 2013.

Untuk layanan Mobile Broadband (Flash) tumbuh sebesar 63,7 persen dari 11,11 juta menjadi 18,19 juta pelanggan. Pertumbuhan layanan juga meningkat antara lain Layanan BlackBerry juga tumbuh mencapai 7,27 juta pelanggan. Sehingga total pelanggan broadband Telkom kini sebanyak 28,69 juta, tumbuh signifikan dua digit sebesar 41,8 persen.

Adapun total jumlah pelanggan selular tercatat sebanyak 137,37 juta pelanggan, pelanggan wireline (telepon kabel) tercatat 9,52 juta pelanggan dan Earnings Before Interest, taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) selama semester pertama 2014 tercatat sebesar Rp 22,33 triliun; naik 9,1 persen.

Pertumbuhan laba bersih semester 1 tahun 2014 tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya total beban perusahaan sebesar 11,5 persen. Total beban ini meningkat karena tingginya amortisasi dan depresiasi yang sejalan dengan percepatan pembangunan jaringan bisnis seluler, dengan rata-rata pembangunan 1.600 BTS setiap bulannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Manuver KAI Memohon ke Pemerintah Ringankan Beban Utang Kereta Cepat

Manuver KAI Memohon ke Pemerintah Ringankan Beban Utang Kereta Cepat

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com