Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Perlambatan Ekonomi Sejalan dengan Upaya Stabilisasi

Kompas.com - 06/08/2014, 02:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menilai perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2014 masih sejalan dengan langkah pengelolaan stabilisasi makroekonomi yang dilakukan otoritas moneter itu bersama pemerintah, terutama untuk mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan.

"Realisasi pertumbuhan PDB tersebut memang sedikit lebih rendah dari perkiraan BI," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara di Jakarta, Selasa.

Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2014 tercatat 5,12 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2014 sebesar 5,22 persen (yoy).

Perlambatan tersebut disebabkan oleh kontraksi pertumbuhan ekspor yang terutama terjadi pada komoditas berbasis sumber daya alam. Sebagian ekspor barang tambang masih terhenti akibat kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah, sementara ekspor komoditas batu bara dan CPO menghadapi pelemahan permintaan.

Dari sisi domestik, perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama bersumber dari terkontraksinya belanja pemerintah dan kegiatan investasi nonbangunan.

Selain itu penangguhan penyaluran dana bantuan sosial (bansos) mengakibatkan turunnya belanja barang dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Hal itu menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kontraksi konsumsi pemerintah.

Sementara itu, pertumbuhan investasi nonbangunan yang negatif terutama disebabkan oleh investasi alat angkutan luar negeri yang masih kontraksi sejalan dengan kinerja ekspor tambang yang belum membaik.

Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2014 ditopang oleh kinerja konsumsi rumah tangga yang masih kuat antara lain sebagai dampak dari pelaksanaan Pemilu 2014, sebagaimana tercermin pada membaiknya kinerja industri makanan minuman dan industri kertas. Investasi bangunan juga masih tumbuh cukup baik.

Sementara itu impor yang menurun akibat moderasi permintaan domestik, membantu mengurangi tekanan eksternal akibat penurunan ekspor.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com