"Indikatornya dari infrastruktur pasar modal. Seperti misalnya antara lain pengembangan SDM dan e-reporting emiten," kata Noor Rachman dalam acara Halal Bihalal dan Workshop "Economic Outlook Pasca Pemilihan Umum 2014," Senin (18/8/2014).
Selain kedua indikator tersebut, Noor Rachman pun mengungkapkan terdapat pengembangan infrastruktur pasar modal lainnya, yakni pengembangan surat utang. Adapun pengembangan e-reporting bagi emiten tak lain guna memudahkan para emiten. Diharapkan kemudahan ini pun dapat memikat calon emiten.
Tak hanya itu, dirinya juga akan melakukan perbaikan peraturan seperti rapat umum pemegang saham (RUPS) transaksi material, dan peraturan penawaran umum. Meski demikian, Noor Rachman mengaku pasar modal Indonesia pun masih memiliki pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan demi pengembangan pasar modal lebih lanjut.
PR tersebut, kata dia, adalah jumlah emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang masih sangat minim. "Jumlah investor masih kurang dari 500, sedikit dibandingkan dengan negara tetangga. Maka kita perlu bahu membahu untuk tingkatkan investor dan good corporate governance," ujar Noor Rachman.