Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali Turun, Harga Minyak Sentuh Level Terendah Sejak Januari

Kompas.com - 20/08/2014, 07:55 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com -
Harga minyak dunia jatuh pada Selasa (19/8/2014) waktu setempat (Rabu pagi WIB), dengan patokan New York mencapai di bawah 95 dollar AS per barrel untuk pertama kalinya sejak Januari 2014, menjelang laporan mingguan persediaan AS dan berakhirnya kontrak.

Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, anjlok 1,93 dollar AS, menjadi ditutup pada 94,48 dollar AS per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, kontrak berjangka utama Eropa, merosot empat sen menjadi berakhir pada 101,56 dollar AS per barel.

Dalam sesi sebelumnya, Brent merosot ke 101,07 dollar AS, tingkat terendah sejak akhir Juni 2013.

Robert Yawger dari Mizuho Securities AS, mengatakan, kontrak WTI untuk September berada di bawah tekanan teknis karena para pedagang melakukan spekulatif jual menjelang berakhirnya kontrak pada Rabu.

"Orang-orang melepas beberapa kontrak yang mereka miliki di buku mereka," kata Yawger.

Kecenderungan penurunan ini, sebut dia,  diperburuk oleh ekspektasi pasar untuk kenaikan ketiga minggu berturut-turut pada pasokan minyak mentah di terminal Cushing, Oklahoma, yang merupakan faktor utama harga untuk WTI.

Persediaan di Cushing menumpuk sebagian akibat pemadaman kilang di Kansas sejak awal Agustus karena kebakaran. "Laporkan bahwa kilang bisa kembali secepatnya beroperasi gagal menggerakkan WTI lebih tinggi," kata Yawger.

Secara keseluruhan persediaan minyak mentah AS diperkirakan turun 900.000 barel, menurut jajak pendapat para analis oleh Dow Jones Newswires.

Brent memperpanjang kerugian setelah merosot 1,93 dollar AS dan menetap di tingkat terendah dalam 14-bulan terakhir pada Senin (18/8/2014).

"Gerakan menurun itu telah diamati dalam beberapa pekan terakhir dan sempat terputus pada Jumat (15/8/2014) kemudian berlanjut kembali. Minyak masih di bawah tekanan dari kombinasi berbagai faktor: melimpahnya pasokan dan lemahnya permintaan kilang," tulis Commerzbank dalam sebuah catatan penelitian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com