Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau Mengancam Stok Pangan

Kompas.com - 25/08/2014, 14:48 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofosika (BMKG) meramalkan seluruh wilayah Indonesia memasuki musim kemarau sejak Mei hingga September ini. Itu sebabnya, pasokan dan ketersediaan pangan mulai riskan.

Sutarto Alimoeso, Direktur Utama Perum Bulog, mengatakan, dampak musim kemarau memang harus diwaspadai karena panen padi berkurang  pada September ini. "September nanti diprediksikan memasuki masa paceklik padi," katanya, akhir pekan lalu.

Dampak masa paceklik itu bisa terasa hingga tahun depan.  Mengantisipasi kondisi tersebut, Sutarto menyatakan bahwa Bulog tetap membuka opsi melanjutkan impor beras tahap kedua di tahun ini.  Adapun realisasi impor beras  tergantung pada perhitungan antara ketersediaan pasokan dan kebutuhan. "Kami selalu menghitung perkembangan  panen," kata Sutarto. 

Badan Pusat statistik (BPS), sudah merilis angka ramalan (Aram) pertama. Isinya, produksi padi tahun ini turun 1,98 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 71,28 juta ton.

Impor jagung dan kedelai

Winarno Tohir, Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, menyatakan, musim kemarau kali ini telah menurunkan pasokan pangan di dalam negeri. Selain beras, produksi jagung dan kedelai juga terganggu. 

Menurut dia, dalam kondisi seperti sekarang, impor menjadi jalan pintas guna memenuhi stok pangan dalam negeri. Prediksi dia, impor beras bakal diikuti pula oleh impor bahan pangan lainnya, seperti jagung dan kedelai. "Kebutuhan dalam negeri memang kurang," katanya, kemarin. 

Benny Kusbini, Ketua Dewan Hortikultura Indonesia, menilai, keputusan pemerintah yang selalu mengimpor bahan pangan merupakan imbas dari kesalahan kebijakan. Menurutnya, impor pangan seharusnya tak perlu dilakukan bila pemerintah sudah membuat manajemen stok yang kuat. "Sehingga tidak sedikit-sedikit impor," ujarnya.

Menurut Benny, impor beras bisa ditekan bila pemerintah membuat silo atau tempat menyimpan beras dalam jumlah besar.  "Pemerintah sudah berkomitmen menutup impor beras hingga akhir tahun ini. Jika tetap impor, itu  menyakiti hati petani," katanya.

Namun Winarno menilai, keputusan Bulog untuk mengimpor beras sudah tepat demi menjaga posisi stok beras hingga akhir tahun ini. Seperti sudah ditugaskan oleh pemerintah, Bulog harus memiliki stok beras sebanyak 2 juta ton sampai akhir tahun ini.

Menurut Winarno, selain musim kemarau, ketersedian beras dalam negeri berkurang akibat banjir yang melanda sentra beras pada awal tahun ini. Belum lagi serangan hama, dan tersendatnya penyaluran benih dan pupuk turut menghambat produksi padi.

Berdasarkan situasi tersebut, dia menilai, arus impor beras tidak menekan harga padi petani. "Impor beras Bulog itu lebih untuk program  beras subsidi," jelasnya.  (Handoyo, Primasyah Kristanto, Tri Sulistiowati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com