Pengamat Ekonomi Aviliani menyarankan agar Jokowi mampu memberdayakan angkatan kerja tersebut. Menurut dia, salah satu hal yang harus dipikirkan Jokowi adalah bagaimana menciptakan lapangan kerja di bidang pertanian yang luas.
"Sebanyak 50 persen angkatan kerja kita SD ke bawah, tapi ke depan bagaimana memperbesar lapangan kerja sektor pertanian, agro industri dan agro bisnis," ujar Aviliani di Jakarta, Senin (1/9/2014).
Dia menjelaskan, realitas saat ini menunjukan bahwa buruh tani di pedesaan pada umumnya tidak memiliki keahlian lain selain bertani. Oleh karena itu, tugas berat yang menanti Jokowi adalah membuat buruh tani tetap ada dibidangnya tetapi mampu mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Jika semua bisa dilakukan, dia yakin kemiskinan pada 38 juta masyarakat Indonesia mampu dientaskan.
Sebelumnya, Di sektor pertanian, Jokowi menilai, Indonesia kehilangan orientasi untuk membangun sektor ini. Indonesia, kata dia, tak pernah lagi memunculkan varietas-varietas unggul. Bahkan, menurut Jokowi, satu hektar lahan pertanian di Indonesia hanya dapat menghasilkan maksimal 4,5 ton, sementara di negara lain bisa mencapai 8-9 ton.
"Mestinya kalau sudah ditentukan ingin memajukan pangan, infrastrukturnya dibangun. Bendungan dan segala sistem irigasinya harus disediakan. Yang berkaitan dengan pupuk, pestisida, semuanya harus disiapkan. Riset harus menjadi kunci utama, dan diberi anggaran yang besar sehingga kita akan bisa memunculkan kembali varitas-varitas unggul," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.