Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fishlog, Aplikasi yang Bisa Membantu Nelayan Indonesia

Kompas.com - 07/09/2014, 19:02 WIB
Tabita Diela

Penulis

 


JAKARTA, KOMPAS.com -
Presiden Terpilih Joko Widodo punya misi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Ketua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional (KNTI) Riza Damanik menyambut baik hal tersebut. Untuk meningkatkan potensi maritim, KNTI turut bergerak memberdayakan nelayan tradisional.

Salah satu cara KNTI membantu nelayan tradisional adalah mengenalkan aplikasi bernama Fishlog yang dibuat bersama Center for Oceanography and Marine Technology, Surya University. Aplikasi sederhana berbasis Android tersebut tidak hanya memudahkan nelayan, namun juga berpotensi menekan penggunaan bahan bakar minyak (BBM), menghemat biaya yang harus dikeluarkan nelayan, bahkan menyelamatkan nyawa nelayan.

Kepada Kompas.com, Riza mengaku sudah melakukan ujicoba penggunaan aplikasi tersebut selama tiga bulan belakangan ini pada nelayan di Kabupaten Rembang. Ujicoba sudah dilakukan selama tiga bulan, namun Riza baru sebulan lalu mengunjungi para nelayan.

"Di Fishlog ini telah bisa melayani informasi tentang lokasi penangkapan ikan. Kalau mereka tahu tentang lokasi, mereka tidak perlu berburu. BBM efisien, keuntungan maksimal," ujar Riza, Sabtu (6/9/2014).

Menurutnya, sejauh ini tanggapan nelayan pengguna aplikasi cukup baik. Meski baru digunakan oleh sekitar 60 nelayan anggota, guna aplikasi sudah mulai terasa. Jika sebelumnya nelayan harus menghabiskan banyak bahan bakar, kini penggunaannya bisa ditekan lantaran nelayan tidak perlu berburu dan berputar-putar mencari ikan.

Padahal, 60 sampai 70 persen biaya produksi nelayan digunakan untuk membeli BBM. Penurunan pengeluaran untuk BBM tentu akan meningkatkan pendapatan riil nelayan.

Selain meningkatkan pendapatan nelayan, pengembangan aplikasi ini sebenarnya berawal dari keinginan anggota keluarga nelayan mengetahui keberadaan nelayan di laut.

"Ide awalnya adalah GPS locator, kemudian memberikan informasi harga ikan setiap hari, dan cuaca," imbuh Riza.

GPS locator dan informasi cuaca akan membantu nelayan mengetahui medan. Sementara, informasi harga ikan akan mencegah nelayan ditipu tengkulak. Sebelumnya, nelayan yang tidak punya akses untuk memantau harga ikan akan terpaksa menjual hasil tangkapannya dengan harga murah agar tidak busuk atau dia tidak perlu membeli es.

Nelayan tidak hanya berlaku sebagai pengguna. Nelayan pun bisa dengan aktif memasukkan data hasil penangkapan ikan, lokasi penangkapan, dan harga ikan. Sementara, data cuaca diambil dari data resmi BMKG.

Karena itu, Riza berharap agar pemerintah mau menyediakan server yang lebih besar, agar lebih banyak nelayan bisa menggunakan aplikasi tersebut. Riza optimistis, hal ini bisa terjadi dalam pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) mendatang. Pasalnya, Jokowi pun sudah melihat langsung aplikasi ini dan menunjukkan apresiasinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com