Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Kita Harusnya Malu Sama Filipina..

Kompas.com - 21/09/2014, 08:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Seharusnya Pemerintah Indonesia malu dengan negara tetangga Filipina, karena kondisi makro ekonomi Filipina saat ini lebih baik dibandingkan Indonesia.

"Rasio makro Filipina lebih sehat daripada Indonesia," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara akhir pekan ini.

Ekonomi Filipina pada kuartal III-2014 diproyeksikan mencapai 5,7 persen, sedangkan Indonesia hanya 5,1 persen. Ekspor-impor Filipina positif 3,6 dibanding PDB mereka, sedangkan Indonesia diproyeksikan defisit 4,3 persen dari PDB. "Kelihatan, ekspor Filipina lebih besar dari impor mereka," tambah Mirza.

Adapun rasio utang Filipina sebesar 21 persen dari PDB, sedangkan Indonesia 31 persen dari PDB. Neraca Filipina juga positif 0,5 persen, sementara Indonesia masih mengalami defisit.

"Jadi Filipina itu rasionya lebih bagus dari Indonesia. Kita harusnya malu sama Filipina. Kok Filipina bisa mengelola makro mereka lebih baik?" tanya Mirza.

Mirza menengarai, salah satu penyebabnya adalah Filipina menjual bahan bakar minyak (BBM) mereka dengan harga pasar. Dengan makro ekonomi yang baik, maka risiko pembalikan arus modal akan minim ketika The Fed benar-benar menaikkan suku bunganya.

Mirza memastikan, suku bunga 0,25 persen di bank sentral Amerika Serikat saat ini, sangatlah tidak normal. Suku bunga normalnya adalah sebelum 2008, di rentang 2,5-4 persen. Ketika terjadi krisis, AS menurunkan suku bunga menjadi 0,25 persen.

Pada saat suku bunga turun, modal membanjiri Indonesia. Karena itu, bisa saja terjadi pembalikan arus modal pada kuartal VI-2014. Pembalikan arus modal pernah terjadi pada kuartal III/IV-2013. Waktu itu kisaran modal keluar sekitar 5 miliar dollar AS, dan membuat rupiah melemah dari Rp 9.500 menjadi Rp 11.000an per dollar AS.

Agar tidak terjadi goncangan di pasar keuangan yang potensial merembet ke sektor riil, BI banyak melakukan intervensi, sehingga cadangan devisa turun dari 120 miliar dollar AS, menjadi menjadi 92 miliar dollar AS.

Beruntung cadangan devisa saat ini naik lagi menjadi di kisaran 111 miliar dollar AS. "Kita harus menghindari risiko ini (terulang). Caranya bagaimana? Kita harus benahi defisit di APBN dan neraca ekspor-impor barang dan jasa. Cara jangka pendek adalah dengan mengurangi subsidi BBM," tukas Mirza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com