JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah akan kembali diuji kekuatannya di tengah belum stabilnya kondisi internal-eksternal negeri ini, Selasa (30/9/2014). Pelemahan dollar AS diharapkan memberi ruang bagi rupiah untuk menanjak tipis.
Walaupun data AS masih diumumkan membaik dan data Zona Euro juga masih memburuk, dollar index berhenti menguat untuk turun ke 85,59 hingga dini hari tadi. Komentar petinggi Bank Sentral AS, The Federal Reserve, yang sebelumnya pro kenaikan suku bunga lebih dini, sekarang mulai beralih ke kekhawatiran dampak kuatnya dollar AS ke inflasi AS yang bisa berbalik menekan daya beli konsumen.
Sore ini inflasi Zona Euro ditunggu, diperkirakan masih tetap rendah. Di malam hari ditunggu harga rumah AS.
Rupiah melemah 1 persen hingga kemarin sore di saat mata uang lain di Asia juga melemah. Kuatnya dollar AS masih menentukan arah rupiah.
Menurut Riset Samuel Sekuritas, instabilitas situasi politik domestik ikut menentukan tingginya derajat pelemahan rupiah. Imbal hasil SUN 10 tahun yang tembus 8,4 persen memaksa Bank Indonesia melakukan aksi beli untuk mengkompensasi aksi jual oleh asing.
"Intervensi di pasar valas juga masih berlangsung. Tekanan rupiah berpeluang mereda hari ini dengan dollar index yang berhenti menguat," tulis Riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Terkini Lainnya
Terpopuler
Now Trending
