Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Petani Berkurang hingga 5 Juta, Mentan Tak Galau

Kompas.com - 30/09/2014, 18:55 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


SUBANG, KOMPAS.com - Penurunan jumlah petani dalam 10 tahun terakhir dari 31, 2 juta pada tahun 2003 menjadi 26 juta ditahun 2013 rupanya tidak membuat Menteri Pertanian (Mentan) Suswono terlalu risau.

Dia menilai penurunan petani tersebut disatu sisi malah berdampak baik terhadap pertanian itu sendiri. "Penurunan keluarga petani saya nilai bagus. Artinya petani yang on farm pindah bekerja ke sektor lain," ujar Suswono saat berdiskusi bersama pemimpin redaksi beberapa media di Subang, Selasa (30/9/2014).

Dia menjelaskan, berkurangnya petani dalam 10 terakhir tersebut disebabkan karena memang faktor kepemilikan lahan petani saat ini sangat kecil. Rata-rata, kata Mentan, petani di Indonesia hanya memiliki 0,3 hektar sawah yang tentu sangat tidak ideal. Seharusnya, berdasarkan rekomendasi perguruan tinggi menurut Suswono, minimal petani harus memiliki luas lahan 2 hektar.

Di sisi lain, pengurangan petani juga membuat luas lahan petani lainnya menjadi lebih besar. Hal yang penting, menurut Mentan, lahan-lahan pertanian yang ditinggalkan tidak dikonversi menjadi bangunan dan sebagainya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) dalam sensus pertanian 2013 mencatat bahwa terjadi peralihan hampir 5 juta pekerja disektor pertanian ke berbagai sektor di antaranya menjadi tukang ojek dan supir taksi.

"Pindah ke sektor lain misalnya sektor informal maupun formal, bisa ke transpotasi ojek atau supir taksi. Nah, ini bisa sangat baik buat pemerintah, perpindahan ini kan harusnya ke formal yg harus dilakukan," ujar Ketua BPS Suryamin di Jakarta, Kamis (11/9/2014).

Suryamin menjelaskan, penurunan petani terjadi dari 31,2 juta menjadi 26 juta petani pada 10 tahun terakhir. Artinya terjadi penurunan hampir 5 juta petani. Faktor utama penurunannya, karena luas lahan yang digarap masih sangat kecil yaitu kurang dari setengah hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com