Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumbuh Lambat, Aturan Uang Muka Pembiayaan Syariah Akan Direvisi

Kompas.com - 01/10/2014, 13:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan pembiayaan syariah di perusahaan pembiayaan bergerak lambat. Supaya tidak seret, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang mengkaji ulang peraturan loan to value (LTV) alias uang muka dalam bisnis pembiayaan syariah.

Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (INKB) OJK, Dumoly F Pardede, mengatakan bahwa peraturan LTV berimbas terhadap perlambatan pertumbuhan penyaluran pembiayaan syariah di Indonesia. "Peraturannya masih dikaji. Kami hendak mengajukan besaran down payment (DP) yang minim supaya pembiayaan syariah berkembang," ujar Dumoly pekan ini.

Sebagai informasi, uang muka pembiayaan kendaraan bermotor syariah untuk kendaraan roda dua dipatok minimal 25 persen. Sedangkan untuk pembelian kendaraan roda empat, nasabah harus menyetorkan uang muka antara 20 persen hingga 30 persen.

Menurut Dumoly, pembiayaan syariah tidak perlu menerapkan lagi loan to value karena sifat pembiayaan ini adalah berbagi hasil. Dengan mekanisme tersebut, Dumoly beranggapan, seharusnya konsumen sudah tidak lagi perlu membayar uang muka ketika membutuhkan pembiayaan syariah.

I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira Finance, enggan menanggapi soal rencana revisi peraturan uang muka untuk pembiayaan syariah tersebut. Dia mengakui bahwa penyaluran pembiayaan syariah sulit untuk berkembang karena kewajiban pembayaran minimal uang muka. Kendati demikian, ada faktor lain yang menyebabkan pembiayaan syariah sulit tumbuh. Salah satunya adalah biaya pendanaan yang cukup tinggi.

Selama ini, pendanaan syariah masih didapatkan dari pinjaman bank-bank syariah. Padahal, imbal hasil yang diberikan bank-bank syariah masih relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pendanaan dari bank konvensional. "Selain itu juga, sumber pembiayaan syariah juga terbatas," jelas Susila.

Sampai tengah tahun ini, pembiayaan syariah Adira Finance hanya mampu berkontribusi sekitar 5 persen terhadap total penyaluran kredit atau sekitar Rp 780 miliar. Di akhir tahun, Adira Finance menargetkan jumlah pembiayaan syariah yang dikucurkan bisa mencapai Rp 1,5 triliun.

OJK mencatat, total pembiayaan syariah di kuartal II tahun ini mencapai Rp 24,7 triliun. Jumlah tersebut turun dibandingkan tiga bulan pertama tahun ini, yakni Rp 24,8 triliun. (Febrina Ratna Iskana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com