"Kalau hanya tumbuh 5-6 persen maka hanya memenuhi 800.000 angkatan kerja, dan menyisakan sekitar 1,2 juta penduduk angkatan kerja yang menganggur," kata Penasihat Senior Transformasi bidang Kajian Ekonomi, Jonathan Pincus, di jakarta, Kamis, (9/10/2014).
Untuk mencapai hal ini maka pemerintah harus mendorong pertumbuhan industri manufaktur. Hal ini dapat dilakukan dengan mengalihkan tujuh persen dari import industri manufaktur Tiongkok untuk berpindah ke Indonesia.
"Hal ini dapat dicapai dengan melihat penurunan ekonomi di Tiongkok, negara yang mendominasi manufaktur ekonomi dunia dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia memiliki potensi untuk terus tumbuh karena memiliki sumber daya saing yang paling mendukung ketimbang negara-negara lain di Asia termasuk Thailand dan Vietnam," katanya.
Dengan mengembangkan manufaktur, maka indonesia tidak akan menggandalkan pertumbuhan ekonomi berdasarkan kenaikan harga komoditas seperti harga mineral tambang, yang terjadi di pasar global seperti yang terjadi pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (Arif Wicaksono)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.