Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berebut Pamor di Bursa Kursi Menteri ESDM

Kompas.com - 16/10/2014, 12:14 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kini bursa calon Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral juga makin santer. Maklum, kursi Menteri ESDM terbilang basah dari proyek tambang dan migas. Perlu orang jujur yang berani melawan mafia di bisnis ini.

Beberapa nama kini mulai berani melakukan promosi untuk mendapatkan kursi nomor satu di Kementerian ESDM. Misalnya saja, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Sukhyar dibantu konsultan public relations PR mulai berani unjuk gigi. Konsultan PR yang banyak menggarap bisnis PR di sektor migas dan tambang ini getol mengajak jurnalis di Kementerian ESDM untuk mewawancarai Sukhyar.

Sukhyar tak sungkan menjabarkan beberapa konsep yang akan dituangkan jika dirinya menjadi Menteri ESDM. Misalnya, akan menerapkan perizinan satu pintu untuk industri mineral dan batubara, minyak dan gas serta kelistrikan. "Sistem perizinan satu pintu merupakan wujud dari konsep revolusi mental di industri pertambangan," kata Sukhyar ke beberapa waktu lalu.

Sebagai bukti, Sukhyar sudah membuat aplikasi minerba one map Indonesia (MOMI). Ke depan, sistem informasi ini bisa menjadi basis perizinan satu pintu untuk melayani para investor pertambangan minerba. Tujuanya agar pengurusan izin usaha pertambangan (IUP) tidak repot lagi, karena seluruh jenis perizinan akan masuk dalam aplikasi terpadu ini.

"Tidak hanya di Minerba, di industri migas juga harus menerapkan perizinan ini, sehingga kegiatan di pengusaha tidak terhambat," kata Sukhyar.

Selain Sukhyar, Poltak Sitanggang, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo) juga tak sungkan untuk menyatakan siap duduk sebagai Menteri ESDM. Poltak mengklaim dapat dukungan dari Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia, Korps Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada, dan Asosiasi Profesi Pasar Modal Indonesia. Poltak kini sering muncul sebagai pembicara di seminar pertambangan.

Poltak menilai, selama ini pemerintah tidak konsisten menerapkan aturan. Misalnya, amanat UU Minerba tentang renegosiasi kontrak justru melenceng menjadi memomorandum of understanding (MoU) amandemen kontrak. "UU Minerba kan sudah bagus, tapi regulator yang menjalankannya bermasalah," kata dia.

Karena itu, Poltak menjanjikan jika terpilih akan memberantas mafia migas dan mafia pertambangan. Lalu melakukan sinkronisasi kebijakan antarinstansi, serta pemberian kesempatan yang luas untuk pengusaha lokal di bisnis pertambangan.

Tak mau kalah dengan Poltak, Lukman Mahfoedz, Presiden Direktur MedcoEnergi ini juga mulai mendapat dukungan Team 8 Plus yang beranggotakan ahli migas. Dalam pandangan Team 8 Plus, Lukman pantas menduduki Menteri ESDM sebab Lukman berpengalaman lama berkecimpung di industri hulu migas yang kini tengah kritis ditengah penurunan produksi.

"Kalau bidang energi tak ditangani orang yang tepat maka Indonesia akan menjadi net energy importer," kata Lukman dalam pernyataan tertulis yang diterima KONTAN. (Muhammad Yazid )

baca juga: Berantas Mafia Migas, Kementerian ESDM Tak Bisa Dipimpin oleh Profesional "Lugu"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com