Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Investasi di Maluku Perlu Dipromosikan

Kompas.com - 21/10/2014, 15:54 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON,KOMPAS.com - Potensi sumber daya alam yang ada di Maluku sangat berlimpah. Sayangnya, potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga tidak mendatangkan keuntungan bagi daerah.

Direktur Eksekutif Regional Economic Development Institute (REDI) Indra Nur Fauzi dalam diskusi terbatas sekaligus sosialisasi program Center For Investmen and Trade Advisory (Citra) di Ambon Selasa (21/10/2014) mengatakan potensi alam yang ada di Maluku harusnya dapat dipromosikan secara luas.

“Banyak sekali potensi kekayaan alam di Maluku namun sayangnya belum dapat dimanfaatkan dengan baik, karena promosi investasi di Maluku yang terbatas.” kata Indra.

Dia menjelaskan, untuk membantu berkembangnya iklim investasi di Maluku, pihaknya akan mempromosikan berbagai potensi kekayaan alam Maluku agar dapat dilirik para investor. Promosi dilakukan dengan cara meningkatkan akses informasi investasi di Maluku, baik berupa komoditas unggulan, pergerakan harga komuditas, sistem produksi dan potensi kekayaan alam lainnya.

“Promosi potensi kekayaan alam di Maluku yang akan kita lakukan ini untuk mempermudah masuknya investasi di Maluku, agar iklim investasi di Maluku dapat berkembang.”ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga akan bekerjasama dengan universitas yang ada di Maluku guna membentuk tim ahli yang bertugas menganalisa kebijakan daerah yang berdampak pada investasi dan perdagangan daerah.

“Jadi program Citra ini dirancang untuk pendukung KADIN di Maluku yang akan memberikan informasi dan advokasi bagi pelaku usaha dan investor,” akunya.

Kepala Bidang Pengelolaan Sarana dan Prasarana Badan Penanaman Modal Daerah (PPMD) Provnsi Maluku, Roby Tomasoa mengakui ada banyak kendala yang menyebabkan iklim investasi di Maluku tidak berjalan sehat.

Dia mencontohkan di Maluku hal yang menjadi penghambat masuknya investor ke Maluku seperti persoalan lahan, tidak adanya infrastuktur penunjang, kurangnya informasi dan kajian tentang peluang dan prospek investasi serta ketersediaan energy listrik masih menjadi masalah.

“Memang itulah kendala kita disini, termasuk masalah regulasi yang harus diperbaiki untuk mempermudah iklim investasi.”ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com