Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Yang Ditakuti Pengusaha Cuma Satu, Rugi"

Kompas.com - 10/11/2014, 15:39 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pihak berharap Presiden Joko Widodo dapat segera memutuskan keberlanjutan nasib Blok Mahakam, apakah akan tetap diteruskan oleh asing, atau dikelola oleh PT Pertamina (Persero).

Di pihak lain, ada saja yang meragukan Jokowi bakal memberikan kuasa pengelolaan kepada Pertamina. M Asdar, Pakar Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas) menyebut, dulu saja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih maju-mundur soal siapa yang akan melanjutkan penglolaan Blok Mahakam.

Padahal dilihat dari latar belakang SBY yang berasal dari milter, ekspektasi yang muncul adalah SBY bisa tegas pada saat itu. Begitu pula dengan Wakil Presiden Boediono yang berlatar ekonom. Namun, toh nyatanya, lanjut Asdar, nasib Mahakam masih digantung hingga pemerintahan SBY berakhir.

"Sekarang dua-duanya pengusaha. Yang ditakuti pengusaha cuma satu, rugi," kata dia dalam launching buku 'Kembalikan Mahakam', Jakarta, Senin (10/11/2014).

Asdar menyadari potensi ekonomi yang begitu besar jika negara bisa mandiri mengelola Blok Mahakam lewat Pertamina. Persoalannya, berdasarkan pengalamannya berbicara dengan DPR yang berasal dari Kalimantan Timur, DPR tersebut bilang saat ini masyarakat di sana tak lagi mempersoalkan siapa yang menglola Mahakam. "Tapi berapa bagian yang mereka terima. Yang penting jatah 10 persen," sebut dia lagi.

Asdar menyebut, persoalan Mahakam bukan hanya soal ekonomi, melainkan juga pride (kebanggaan). Asdar yakin, setelah 50 tahun berlalu sejak Mahakam dikelola asing, Indonesia pasti memiliki sumber daya manusia (SDM) yang bisa meneruskannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com