Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Infrastruktur Tahun Depan Kurang Rp 85,7 Triliun

Kompas.com - 24/11/2014, 09:03 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperhitungkan kebutuhan anggaran untuk bidang infrastruktur dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 mencapai Rp 236,636 triliun.

Sementara itu, alokasi anggaran infrastruktur dalam APBN 2015 hanya Rp 150,991 triliun. Dengan demikian ada kekurangan anggaran (gap) sebesar Rp 85,72 triliun. Pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) diharapkan mampu mengisi gap tersebut.

"Namun, kami juga tahu pengalihan BBM itu tidak sebesar itu. Tentu kami akan breakdown (proyek-proyek) berdasarkan prioritas," tutur Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Dedy S Priatna, akhir pekan ini.

Dedy memastikan, Bappenas belum bisa memperhitungkan berapa anggaran subsidi BBM yang dialihkan ke infrastruktur. Sebab, hal tersebut masih menunggu APBN Perubahan 2015 serta menunggu arahan dari Presiden Joko Widodo.

"Uang pengalihan subsidi BBM kan hanya Rp 100 triliun, itu juga akan digunakan untuk BLT dan lain-lain bantalan sosial," lanjut Dedy.

Asal tahu saja, total kebutuhan program bantalan kenaikan BBM pada 2015 mencapai Rp 8,14 triliun. Anggaran sebesar itu diperuntukkan, program perlindungan sosial, program pelayanan dasar, serta program pengembangan ekonomi produktif keluarga melalui penghidupan berkelanjutan dan pelatihan.

Infrastruktur dasar

Dedy menjelaskan, gap pendanaan sebesar Rp 85,72 triliun tersebut rencananya antara lain dimanfaatkan untuk peningkatan ketersediaan infrastruktur pelayanan dasar. Ini dilakukan dalam rangka mengejar target RPJPN, diantaranya yakni rasio elektrifikasi 100 persen, air minum dan sanitasi 100 persen, serta perumahan layak 100 persen.

Pada 2015, ditargetkan rasio elektrifikasi menjadi 85,2 persen dari kondisi saat ini.

Sementara itu, akses air minum ditingkatkan dari 70 persen menjadi 70,25 persen melalui pembangunan SPAM kawasan masyarakat berpenghasilan rendah sebanyak 206, regional di 5 kawasan IKK sebanyak 133 IKK, SPAM di 316 desan, dan SPAM di 25 kawasan khusus.

Akses sanitasi pada 2015 ditargetkan menjadi 62,4 persen dari kondisi saat ini yang mencapai 60,5 persen, melalui infrastruktur air limbah di 240 kawasan, drainase perkotaan di 34 kabupaten/kota, tempat pemrosesan akhir sampah di 54 kabupaten/kota, serta tempat pengolahan sampah terpadu di 97 kawasan.

Dedy juga menyampaikan perumahan kumuh ditargetkan berkurang menjadi 8 persen, dari saat ini di level 10 persen, melalui pembangunan PSU sebanyak 105.000 unit, penataan kumuh seluas 2.000 Ha, pembangunan perumahan swadaya sebanyak 5.000 unit, dan penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan di 85 kawasan.

Alternatif pendanaan

Dengan belum jelasnya berapa alokasi anggaran subsidi BBM yang dialihkan ke infrastruktur, Bappenas menyusun rencana alternatif pendanaan.

Pertama, meningkatkan peran swasta dan mempercepat proyek Kerjasama Pemerintah Swasta atau PPP.

Kedua, melakukan penugasan kepada BUMN. Dedy bilang, alternatif pendanaan ini pun sudah dilakukan dalam proyek Jalan Tol Trans Sumatera.

Ketiga, lanjut Dedy, adanya jaminan ketersediaan tanah melalui pembentukan Bank Tanah. Terakhir, penyediaan skema pembiayaan untuk mendorong proyek infrastruktur seperti melalui availability payment/PBAS, serta Viability Gap Fund (VGF).

"Pendeknya, kita akan mendorong BUMN sebelum ke swasta. Kalau swasta tidak berani, maka kita akan tugaskan BUMN," kata Dedy.

baca juga: "Malu Dong, Sudah Main Broadband tetapi Masih Buang Air Sembarangan"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com