Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS: Petani Kedelai Merugi

Kompas.com - 23/12/2014, 12:27 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusahaan tanaman kedelai tidak profitable. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, berdasarkan Sensus Pertanian 2013 yang dilanjutkan pada 2014, total biaya atau ongkos produksi tanaman kedelai per musim tanam sebesar Rp 9,1 juta per hektar luasan panen.

"Sementara, output-nya tanaman kedelai per musim tanam untuk satu hektar luasan panen adalah Rp 9 juta," ucap Kepala BPS, Suryamin dalam paparannya, Jakarta, Selasa (23/12/2014).

Artinya, rasio antara ongkos produksi dibanding output tanaman kedelai sebesar 101,11 persen. Suryamin mengatakan, pengusahaan paling profitable tanaman pangan ada pada padi sawah. "Profitabilitas padi sawah lebih tinggi dari tanaman pangan lain, karena rasionya lebih rendah," imbuh Suryamin.

Suryamin mengatakan, output tanaman padi sawah sebesar Rp 17,2 juta per hektar per musim, sedangkan, ongkos produksinya sebesar Rp 12,7 juta per hektar per musim, atau rasionya 73,48 persen dari output.

Sementara itu, output tanaman padi ladang sebesar Rp 10,2 juta per hektar per musim dan ongkos produksinya sebesar Rp 7,8 juta per hektar per musim, atau 76,47 persen dari output.

Adapun tanaman jagung, ongkos produksinya sebesar Rp 9,1 juta per hektar per musim, atau 75,83 persen dari output-nya yang sebesar Rp 12 juta per hektar per musim.

Dari komponen biaya produksinya, upah pekerja dan jasa pertanian mengambil porsi terbesar untuk semua jenis tanaman pangan. Ongkos terbesar kedua adalah sewa lahan. Berturut-turut berikutnya yakni pupuk, bibit, pengeluaran lainnya, sewa alat/sarana usaha, pestisida dan bahan bakar.

Suryamin mengatakan, struktur biaya yang dikeluarkan petani perlu dikontrol, komponen manakah yang terbesar. Sebab, hal ini sangat menentukan efisien tidaknya sebuah pengusahaan pertanian. "Kalau tidak efisien, bisa jadi produk impor lebih berdaya saing," ucap Suryamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com