Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Garam 2014 Capai 2,5 Juta Ton

Kompas.com - 07/01/2015, 15:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan capaian produksi garam sepanjang 2014 lalu mencapai 2.502.891,09 ton. Realisasi ini melampaui target sebesar 2,5 juta ton.

Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil KKP, Riyanto Basuki, mengatakan, data yang masuk pada awal Desember 2014 masih menunjukkan produksi garam baru mencapai 2,02 juta ton. Namun, data terakhir yang masuk ke KKP pada hari ini, pukul 09.00 wib, berhasil menambah capaian menjadi 2.502.891,09 ton.

Penambahan produksi garam yang masuk utamanya dari tiga wilayah produksi garam, yakni Cirebon, Karawang, dan Inderamayu. “Capaian KP1 (kualitas garam) tahun 2014 masih 35 persen. Kita berharap, pada 2015 kita sudah bisa mencapai target kualitas garam antara 50-60 persen,” ucap Riyanto, di Jakarta, Rabu (7/1/2015).

Meski sedikit di atas target, namun produksi garam tahun lalu menemui kendala. Pertama, rentang masa produksi 2-3 bulan, lebih pendek daru tahun 2012 yang mencapai 3-6 bulan. Atas dasar ini, KKP menilai apabila musim produksi tahun lalu sama dengan tahun 2012, dimungkinkan produksi garam menembus 3 juta ton.

Kedua, Riyanto melanjutkan, harga garam KP1 dan KP2 tidak berbeda signifikan, sehingga petambak tidak terpacu memproduksi garam KP1. “Terkait harga memang itu sebenarnya masalah ekonomi, ketika suplai banyak, harga akan turun,” kata dia.

Riyanto mengatakan, tidak ada perlindungan harga terhadap komoditas garam. Dia bilang, sebenarnya ada Permendag yang mengatur HPP garam, namun beleid tersebut hanya bersifat voluntary.

Tidak ada sanksi ketika komoditas garam di pasar dihargai di bawah patokan HPP. Soal harga ini, Riyanto berharap kementerian lain juga memiliki komitmen sama untuk mencapai target swasembada. “Maka komponen harga adalah yang paling penting. Gairah petani garam bergantung dari pada harga di pasaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com