Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Siapa yang Pegang Duit!

Kompas.com - 08/01/2015, 07:07 WIB

Oleh: Dedy Dahlan

KOMPAS.com - Confucius berkata, “Temukan pekerjaan yang kamu cintai, maka kamu tidak akan pernah ‘bekerja’ seharipun dalam hidup kamu.”

Buat saya, ini artinya, “Temukan apa yang kamu cintai, dan cari cara supaya aktivitas itu menghasilkan duit!”  Ini tentu artinya, “Temukan dan kenali orang- orang yang mau ngebayar kamu buat melakukan apa yang kamu cintai!”

Inilah konsep ekonomi yang saya sebut, “kenali yang pegang duitnya”.

Dalam passionpreneurship, profesi sesuai hobi itu harus menghasilkan pendapatan finansial. Karena kalau passion kita belum menghasilkan, suatu hari kita pasti bakal terpaksa untuk berhenti melakukannya, dan mencari hal yang yang memiliki sumber duit.

Kita akan terpaksa melakukan pekerjaan yang tidak kita suka tapi menghasilkan duit, hanya demi bertahan hidup.

Tetapi konsep “kenali yang pegang duitnya” untuk passionpreneurs bukan begini cara kerjanya.
Yang seharusnya dilakukan oleh passionpreneur bukan mendekati dan mengikuti siapa yang “pegang duitnya”, tapi justru secara aktif menemukan mereka, mengidentifikasi mereka, dan menarik mereka untuk mengantarkan uangnya ke arah kita!

Kalau selama ini Anda sudah mencoba mengembangkan profesi sesuai passion tapi belum berhasil, mungkin itu karena Anda belum menemukan orang- orang yang ‘pegang duit’ yang mau membayar Anda untuk passion Anda!

Temukan konsumen yang tepat, yang mau membayar Anda untuk melakukan passion Anda!
Untuk menemukan orang- orang yang mau membayar Anda melakukan ini dan menemukan konsumen ideal Anda, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengembangkan profesi.

1. Kenali passion dan skill Anda
Supaya Anda tidak salah jalan, dan tanpa sadar kembali ke cara lama ‘mengejar duit’, pertama dan paling penting adalah kita tahu persis, “apa yang mau saya lakukan?”, dan “apa yang saya pahami?”. Bersama- sama, kedua hal ini akan membentuk wujud produk atau jasa yang akan Anda tawarkan dalam aktivitas atau profesi passion Anda.

2. Kenali benefit dan solusi produk atau jasa Anda
Tanyakan pada diri Anda, “sebenarnya, apa benefit utama jasa saya ini?” “Apa manfaat produk saya ini?” “Bagaimana jasa dan produk saya ini bisa memberikan solusi buat orang lain?” Kalau Anda nyangkut dan gelagapan menjawab pertanyaan ini, maka profesi Anda belum memiliki manfaat yang layak dibayar.

3. Kenali siapa yang Anda bantu
Setelah mengenali apa manfaat dan benefit yang Anda tawarkan, tanyakan pada diri Anda, “Siapa yang paling terbantu dan menikmati manfaat yang saya tawarkan?” Mungkin di tahap ini Anda harus melakukan sedikit penyesuaian produk terhadap konsumen, atau sebaliknya. Itu sah- sah saja kok, bahkan sebaiknya begitu.

4. Kenali siapa yang pegang duitnya
Nah, ini satu hal yang harus saya tekankan. Target yang menikmati produk atau jasa Anda, sebenarnya belum tentu adalah orang yang akan membayar Anda! Target yang mendapatkan benefit Anda, belum tentu adalah yang pegang duitnya! Misalnya, mainan anak- anak, yang pegang duitnya adalah orang tuanya. Parfum atau busana pria, seringkali yang pegang duitnya adalah istrinya, dan lainnya. Kenali siapa yang pegang duitnya dalam industri atau jenis produk dan jasa Anda. Ini penting, untuk poin ke lima.

5. Kenali alasan mereka mau membayar
Semua orang selalu memikirkan satu hal. “Apa untungnya buat saya?” Begitu pula calon konsumen Anda, dan orang yang ‘memegang duitnya’ tadi. Jadi kenali aspek apa yang mau membuat ‘pemegang duit’ – bukan hanya ‘penikmat manfaat’ – datang dan membayar Anda! Tanyakan, “Bagaimana saya menarik ‘si pemegang duitnya’, untuk datang dan membayar?” Perusahaan mainan pake jurus “Mainan pendidikan”, perusahaan es krim pake ajian “Dibuat dari susu sehat”, dan toko tas wanita pake jurus “sofa untuk suami”.

Kenali “siapa yang pegang duit” di dalam industri Anda, karena merekalah yang dapat dan mau membayar Anda untuk terus melakukan passion Anda!

Kembangkan produk yang layak untuk mereka bayar, dan bantu mereka meraih benefitnya, maka mereka akan menghadiahi Anda dengan kemerdekaan profesi!

Tanyakan pada diri Anda, “Siapa yang pegang duitnya?” dan “Apa yang bisa saya berikan untuk mereka?”

Dedy Dahlan | Passion Coach
Penulis best seller dari buku "Lakukan Dengan Hati", "Ini Cara Gue", dan "Passion! – Ubah Hobi Jadi Duit", yang dikenal luas dengan gaya penulisan dan gaya panggungnya yang jenaka, nyeleneh, blak-blakan, kreatif, dengan materi praktikal. Biasa dipanggil Coach D, ia adalah anggota dan Coach tersertifikasi dari ICF (International Coach Federation), yang memusatkan diri pada pengembangan passion dan profesi.

Memperkenalkan metode PIPO Passion Coaching-nya sebagai pembicara di ICF’s Indonesia Coaching Summit 2013, Coach D adalah inisiator dari konsep "Fun Learning" dan "Passion Based Office", serta kerap menggunakan skill stand up comedy dalam training dan seminar-seminarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com