Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Apel dari AS Ini Terkontaminasi Bakteri Berbahaya

Kompas.com - 26/01/2015, 17:37 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA,KOMPAS.com
- Direktur Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kemendag, Widodo mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap peredaran apel dengan jenis Granny Smith merek Granny's Best dan Gala merek Big Bi. Kemudian dengan nomor pengepakan CA 93312 (Bidart Bros, California). Pasalnya, kedua apel tersebut diduga mengandung bakteri listeria monocytogenes.

"Menurut info yang diterima kedua apel jenis tersebut mengandung bakteri listeria monocytogenes yang menyebabkan infeksi serius dan fatal pada bayi, anak-anak, dan orang dengan sistem antibodi yang lemah. Selain itu dapat menyebabkan keguguran bagi ibu hamil," jelas Widodo di Kemendag, Jakarta, Senin (26/1/2015).

Namun, kata dia, orang yang sehat pun bisa terinfeksi. Kemungkinan menderita gejala jangka pendek seperti, demam tinggi, sakit kepala, pegal, mual, sakit perut, dan diare.

Menurut, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Kementan, Yusni Emilia Harahap, kontaminasi bakteri terjadi di saat pengepakan bukan di perkebunan.

"Kontaminasi bakteri atau sanitasi yang kurang baik terjadi di perusahaan pengepakan di california, jadi bukan di perkebunan apelnya," jelas Yusni.

Lebih lanjut lagi Widodo mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Pasalnya kata dia, hingga saat ini belum ditemukan apel dengan kedua jenis tersebut di pasaran. "Di pasar belum ketemu yang kode pengepakan dari california itu," jelas Widodo.

Hal ini senada dengan Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) bahwa masyarakat tidak usah panik karena semua apel yang beredar saat ini tidak semua berasal dari pengepakan Bidart Bros di California.

"Kami minta ke masyarakat tidak usah panik. Tidak semua apel yang beredar dari AS terkontaminasi, itu cuma yg dikepak di California," katanya.

Ia menambahkan, untuk tindakan preventif, konsumen bisa mencuci terlebih dahulu apel sebelum dikonsumsi atau dikupas kulitnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com