Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Kembali Jatuh

Kompas.com - 27/01/2015, 08:23 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Harga minyak jatuh ke posisi terendah enam tahun pada perdagangan di New York, Senin (26/1/2015) waktu setempat (Selasa pagi WIB), meskipun ada peringatan dari OPEC bahwa harga bisa melonjak ke 200 dollar AS karena penyusutan investasi dalam kegiatan eksplorasi.

Harga emas hitam ini bergejolak di pasar yang khawatir dengan terpilihnya pemerintah baru sayap kiri anti-program penghematan di Yunani. Selain itu, pasar juga merespons serangan roket di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, yang dituduh dilakukan oleh pemberontak pro-Rusia.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret di New York Mercantile Exchange kehilangan 44 sen menjadi berakhir di level 45,15 dollar AS per barrel dibandingkan dengan penutupan pada hari Jumat (23/1/2015).

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman bulan Maret turun 63 sen menjadi menetap di level 48,16 dollar AS per barrel.

Menurut laporan, Sekretaris Jenderal Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) Abdullah El-Badri memperingatkan bahwa kemunduran dalam investasi eksplorasi dan produksi minyak karena harga turun hampir 60 persen sejak Juni bisa mengakibatkan keterbatasan produksi dalam beberapa tahun mendatang, memaksa harga melonjak hingga 200 dollar AS per barrel.

Namun, dia tidak menempatkan waktu pada peringatan itu, dan para analis mengatakan sudah ada sedikit tanda bahwa itu akan terjadi. "Kami sudah melihat bahwa skenario hipotesis bullish terjadi pada titik ini," kata Tim Evans dari Citi Futures.

"Terutama mengingat lead time yang lebih pendek untuk investasi minyak serpih (shale oil), kami berpikir akan ada sedikit pasokan tersedia pada tingkat yang secara signifikan lebih rendah."

Terpilihnya partai Syriza berkuasa di Yunani memastikan lebih banyak masalah untuk zona euro dan kesepakatan-kesepakatan negara itu dengan para kreditor.

Serangan terhadap Mariupol, yang berada di antara Rusia dan Krimea yang diduduki Rusia, bisa mengakibatkan sanksi Barat yang lebih keras terhadap Moskwa.

"Ini berarti lebih banyak gejolak dan berkurangnya permintaan untuk minyak," kata Phil Flynn dari Price Futures Group.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com