Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Januari, Minyak Impor dari Angola Tiba

Kompas.com - 27/01/2015, 09:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina akhirnya merealisasikan impor minyak mentah dari Sonangol EP asal Angola, Afrika. Pada akhir Januari 2015 ini, impor dalam proses loading. Besaran awal impor minyak  mentah dari Sonangol EP sebanyak 600.000 barel  sampai dengan 900.000 barel.

Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina Daniel Purba bilang, sebelum masuk Indonesia bulan Februari nanti, impor minyak mentah perdana dari Sonangol EP sudah bisa diterima ISC. Saat ini prosesnya sudah berlayar lewat kapal yang disewa oleh Pertamina.

"Kami mulai impor bulan ini, satu kapal isinya 600.000 hingga 900.000 barel. Nantinya, setiap bulan kami akan dikirim kembali," kata Daniel kepada Kontan, Senin (26/1/2015).

ISC memang sudah mendapat mandat menggantikan Pertamina Energy Trading Limited (Petral) dalam pengadaan minyak untuk kebutuhan dalam negeri. Daniel bilang, kebutuhan impor bahan bakar minyak  mencapai  9 juta barel per bulan hingga 10 juta barel per bulan. "Untuk detailnya memang kami sedang bahas di internal ISC," tutur dia.

Dalam persetujuan sebelumnya, antara pemerintah dengan Sonangol EP, Pertamina sepakat membeli minyak dari perusahaan itu setara 100.000 barel  per hari (bph).

Ini artinya, Sonangol EP akan memasok sepertiga dari kebutuhan bulanan minyak mentah untuk kebutuhan lokal atau sebanyak 3 juta barel saban bulan.

Sayang, kata Daniel, bulan ini pengiriman perdana impor minyak itu baru sebanyak 600.000- 900.000 barel. Adapun  soal harga, Daniel mengaku  belum bisa membukanya karena masih menunggu keterangan resmi dari Pertamina. Yang pasti. "Soal harga sudah disesuaikan lewat bussines to bussines," jelas dia.

Adapun soal diskon yang diberikan oleh Sonangol EP sebesar 15 persen dari harga minyak mentah dunia, Daniel juga  berkilah belum mengetahui sedetail itu karena dirinya baru menjabat. "Nanti kami tanyakan tim dulu.  Yang saya tahu pengiriman sedang loading sekitar 600.000-900.000 barel bulan ini," klaim dia.

Belum terwujud
Selain menyepakati membeli minyak mentah dari Sonangol EP,  ada tiga nota kesepahaman yang disepakati Pertamina dan Sonangol EP.  

Yakni: pertama, pemerintah dan Sonangol  sepakat membangun industri upstream, kedua, keduanya sepakat membangun kilang minyak serta  terakhir mendirikan perusahaan perdagangan atau perusahaan patungan.

Hanya, joint venture ini  belum ada progresnya. Pasalnya, proses joint venture dengan Sonangol EP itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Namun,  bila dalam dua bulan ke depan terjadi kesepakatan, itu akan baik bagi Pertamina. "Kami harap joint venture ini bisa berjalan baik dan cepat,  agar diskon yang diterima Pertamina bisa lebih besar," tandas dia. (Pratama Guitarra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com