Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Targetkan Kredit Sektor Kemaritiman Naik 50 Persen Tahun Ini

Kompas.com - 10/02/2015, 14:50 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Komisioner Pengawasan Otoritas Jasa Keungan (OJK), Irwan Lubis mengatakan di tahun 2015 ini akan melakukan pendekatan ke 115 bank untuk meningkatkan jumlah kredit di sektor kemaritiman sebesar 50 persen dari tahun 2014.

"Di tahun 2015, OJK akan melakukan assesment ke 115 bank. Di sini diarahkan untuk meningkatkan porsi jumlah kredit kepada sektor kemaritiman sekurang-kurangnya 50 persen dari tahun 2014," jelas Irwan dalam acara Menggali Potensi Kredit di Sektor Maritim, di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (10/2/2015).

Hal ini terjadi menyusul kecilnya pangsa terhadap total kredit perbankan di sektor kemaritiman tahun 2014 yang hanya sebesar 2,36 persen. Menurutnya, angka ini dikarenakan risiko yang terlalu tinggi di kemaritiman sehingga perbankan tidak mau masuk.

"Angka 2,36 persen itu kecil sekali dari 10-15 tahun lalu stuck segitu saja. Angka itu terlalu kecil untuk bank masuk. Lalu ditambah angka kredit macet tahun lalu untuk sektor maritim sebesar 11 persen ," jelas Irwan.

Sulitnya pembiayaan diakui oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto. Untuk menarik minat investor di dunia kemaritiman, jangka return of investment (ROI) jangan sampai 4-5 tahun. Menurutnya, hal ini akan menyurutkan minat investasi di kemaritiman.

"Dari pelaku usaha apa yang konkrit asal ROI tidak sampai 4-5 tahun, jika iya maka kurang menarik. Kami juga kesulitan di permodalan. Kemudian setiap teman-teman di Kadin ingin berusaha di maritim selalu dipersulit di bank, peraturan BI dan OJK," kata Yugi.

Terkait hal ini, selain melakukan pendekatan ke sejumlah bank untuk meningkatkan kredit, OJK juga melakukan Focus Group Discussion bersama beberapa pihak terkait untuk mengidentifikasi model bisnis kemaritiman.

"OJK melakukan FGD melibatkan KKP, Kadin, pelaku usaha, pelaku asuransi, multifinance, dan TNI AL. Kita membuat identifikasi atau pemetaan mengenai bagaimana model bisnis kemaritiman, bentuk tim-tim antar departemen, lalu program akan tersusun dan jadi pegangan serta masukan," kata Irwan.

Untuk itu, para masyarakat pesisir perlu diberi tahu bahwa kredit yang diberikan bukan bersifat bantuan melainkan kredit komersial. Hal ini dilakukan agar perbankan juga mau masuk. "Mereka (masyarakat pesisir) memang harus diarahkan ke komersial dan bisnis ga cuma bantuan saja. Karena yang namanya kredit ada kewajiban mengembalikan. Kemudian seharusnya meningkat dari kredit mikro, ke kecil, lalu menengah," jelas Irwan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com