"Kesimpulannya adalah bahwa data konsumsi beras tidak sebesar yang kita bayangkan selama ini. Oleh sebab itu, data konsumsi beras mungkin sekitar 114 dan itu data yang sudah dilakukan studi oleh BPS (Badan Pusat Statistik), sudah tiga tahun mereka melakukan studi dan konsisten," kata Sofyan di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Jumat (20/3/2015).
Angka kebutuhan beras per kapita ini disimpulkan setelah Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan eksperimen bersama dengan para menteri pagi ini. Eksperimen itu dilakukan untuk melihat data konsumsi beras mana yang lebih realistis.
Kalla membandingkan data konsumsi beras yang dirilis BPS, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, konsumsi rumah tangga dan rumah makan, serta survei sosial ekonomi nasional.
Sofyan juga menyampaikan bahwa hasil eksperimen ini menjadi acuan dalam menghitung ulang tingkat produksi beras nasional. "Kalau kemudian kita ekstra polasi, berarti produksi kita yang harus kita revisi kembali, berapa produksi yang sebenarnya. Itu dikaitkan dengan luas lahan dan hilangnya lahan akibat dari banyak penggunaan untuk kepentingan yang lain," tutur Sofyan.
"Oleh sebab itu, kalau konsumsi sudah jelas maka kita perlu kalkulasi kembali tentang tingkat produksi," sambung dia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago menambahkan, dengan data bulanan tersebut bisa disimpulkan bahwa angka konsumsi beras nasional sebanyak 28 juta ton per tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.