Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Perbudakan Santer, Susi Khawatir Produk Perikanan RI Diboikot Dunia

Kompas.com - 27/03/2015, 13:17 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti khawatir produk sektor kelautan Indonesia diboikot oleh dunia internasional. Hal tersebut seiring semakin besarnya isu perbudakan yang dituduhkan kepada Indonesia.

"Kamu tahu kan akibatnya bagi Indonesia, produk kita bisa diboikot oleh dunia," ujar Susi saat ditemui usai menghadiri salah satu acara maritim di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (27/3/2015).

Susi menegaskan bahwa Indonesia tak akan pernah membiarkan praktik perbudakan terjadi di Indonesia. Dampaknya, kata Susi, dunia internasional akan mencap ikan yang mereka makan berasal dari Indonesia, negara yang dinilai membiarkan perbudakan.

"Di New York Times dan media lainya di sana (di Amerika), sudah ada bahasa 'Seafood yang anda makan berasal dari perbudakan, diolah oleh tangan tangan-tangan budak'," kata Susi dengan nada gusar.

Saat ini, kata dia, pemerintah dan seluruh stakeholder bergerak bersama untuk menangani masalah perbudakan tersebut. Dalam waktu dekat, pemerintah pun akan memanggil PT Benjina Pusaka Resources (PT BPR) yang diberitakan melakukan praktik perbudakan di wilayah Pulau Benjina, Maluku.

Selanjutnya, pihak imigrasi akan melakukan investigasi terkait keberadaan orang-orang asing yang menjadi budak yang banyak berasal dari Myanmar.

Susi menegaskan bahwa praktik perbudakan yang dilakukan oleh PT Benjina Pusaka Resources (PT BPR) bukan dilakukan oleh Indonesia. Pasalnya, perusahaan itu berafiliasi dengan perusahaan-perusahaan di Thailand dan hasil tangkapan ikan pun banyak diekspor ke negara tersebut.

Selama 4 bulan pemerintahan Jokowi-JK kata Susi, pemerintah berkomitmen terhadap kemerdekaan setiap individu. Bahkan, di sektor kelautan sendiri, pemerintah telah melakukan penyetoran tracking down Illegal Unreported Uniregulated (IUU).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com