Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Pekan Ini, Sudah 7 Kader PDI-P dan Relawan Jokowi Jadi Komisaris BUMN

Kompas.com - 04/04/2015, 18:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
 — Sejumlah BUMN belakangan ini cukup disorot. Hal ini terkait posisi komisaris yang diisi oleh orang-orang yang terafiliasi dengan PDI-P atau setidaknya yang telah berjasa memenangkan Jokowi menjadi presiden.

Bagi-bagi jatah ataukah pertimbangan profesional?

Dari penelusuran Kompas.com, setidaknya sudah ada tujuh orang komisaris BUMN yang terafiliasi dengan PDI-P serta relawan Jokowi yang memenangkan Pemilu Presiden 2014 lalu.

Kader PDI-P dan relawan Jokowi yang sudah dapat jatah komisaris BUMN itu adalah Cahya Dewi Rembulan Sinaga (mantan caleg PDI-P, Komisaris Bank Mandiri), Pataniari Siahaan (mantan caleg PDI-P, Komisaris BNI), Sonny Keraf (mantan anggota DPR F PDI-P, mantan Menteri KLH era Megawati, Komisaris BRI), Refly Harun (tim sukses Jokowi, Komisaris Utama Jasa Marga). Kemudian, ada Sukardi Rinakit (pengamat politik, Komisaris Utama BTN).

Terakhir, pada pekan ini, kembali Kementerian BUMN menunjuk dua orang, masing-masing adalah Roy E Maningkas (kader PDI-P dan anggota Barisan Relawan Jokowi Presiden) dan Hilmar Farid (Ketua Panitia Simposium Seknas Jokowi) sebagai Komisaris PT Krakatau Steel Tbk.

Menarik untuk mencermati komposisi komisaris BUMN itu. Sebut saja Cahaya Dewi Rembulan Sinaga yang berlatar belakang politisi dan pengelola radio, yang mendapatkan jabatan sebagai komisaris di bank terbesar di Indonesia dari sisi aset. Kemudian, Hilmar Farid yang berlatar belakang sejarawan dipercaya menduduki komisaris di produsen baja terbesar di Indonesia, Krakatau Steel.

Sementara itu, Refly Harun yang berlatar belakang hukum tata negara diserahi jabatan sebagai komisaris utama perusahaan pengelola jalan tol terbesar di Indonesia, PT Jasa Marga. Bahkan, Wapres Jusuf Kalla sempat menyatakan tidak tahu saat ditanya pengangkatan Refly Harun sebagai Komisaris Jasa Marga.

(Baca: Wapres Belum Tahu Refly Harun Ditunjuk Jadi Komisaris Utama Jasa Marga)

Adapun Sukardi Rinakit yang telah ditunjuk sebagai Komisaris Utama BUMN menyatakan tidak menerima jabatan tersebut karena merasa tak memiliki kompetensi. Sebagaimana diketahui, Sukardi Rinakit merupakan pengamat politik yang selama ini disebut-sebut dekat dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagyo menilai, masuknya para politisi untuk menduduki jabatan komisaris BUMN sebenarnya sah-sah saja sepanjang yang bersangkutan memiliki kemampuan.

"Namun, untuk saat ini, saya melihat ada sesuatu yang aneh dengan Kementerian BUMN dalam penunjukan komisaris di perusahaan milik negara," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (4/4/2015).

Agus mengungkapkan bahwa dia telah melakukan sejumlah penelusuran di Kementerian BUMN terkait dengan penunjukan komisaris di perusahaan pelat merah. Hasilnya, ada prosedur yang dilanggar dalam penunjukan komisaris itu.

"Hal lainnya adalah mereka (komisaris yang politisi dan relawan Jokowi) sangat susah diharapkan untuk profesional. Sebetulnya, orang pandai banyak, dan kalau begini caranya, saya nggak yakin BUMN akan maju," ungkapnya.

Ke depan, dia meminta agar Kementerian BUMN bisa lebih jeli dan menempatkan orang-orang yang berkompeten di posisi komisaris perusahaan milik negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com