Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Dini dari Pasar Saham

Kompas.com - 28/04/2015, 11:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kejatuhan pasar saham ibarat alarm bagi Indonesia. Meski penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jadi peluang mengakumulasi saham yang sudah murah, investor harus ekstra waspada.

Tekanan IHSG kali ini bukan sekadar efek strategi sell on may and go away, tapi sudah menyenggol fundamental ekonomi Indonesia. Kemarin, IHSG jebol 3,49 persen menjadi 5.245,45. Asing ikut angkat koper dari bursa saham dan aksi penjualan bersih (net sell) mencapai Rp 2,2 triliun.

Seluruh sektor dan indeks konstituen di Bursa Efek Indonesia (BEI) merah terpicu penurunan kinerja kuartal I-2015 sejumlah emiten besar. Misalnya, kinerja emiten raksasa, PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Bank Mandiri Indonesia Tbk (BMRI), di bawah harapan. Saat bersamaan, ekonomi Indonesia diramalkan melambat.

Sebastian Tobing, Kepala Riset Trimegah Securities, mengatakan, potensi pelambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2015, berandil menekan IHSG. Kepala Riset Sucorinvest Central Gani Maxi Liesyaputra, menghitung, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2015 cuma 4,75 persen-4,9 persen.

Investor asing kecewa, belanja pemerintah masih minim. Pelaksanaan proyek infrastruktur, daya tarik utama bagi investor asing, juga mulai diragukan. Sementara penyerapan anggaran belanja negara juga lambat.

Faktor lain yang menjadi penyebab IHSG sempoyongan adalah kemungkinan lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) tidak menaikkan rating Indonesia akibat ekonomi masih labil (Harian KONTAN, 27 April 2015).

Nah, peringatan dini dari pelaku pasar yang kecewa dengan kinerja ekonomi kabinet baru ini masih menghantui pasar. Beberapa analis yang dihubungi KONTAN memprediksikan, jangka pendek, IHSG bisa turun ke 5.150-5.200. "Secara teknikal potensi rebound ada, tapi jangka menengah masih tren turun," kata Angelo Michel, seorang praktisi pasar saham.

Masa krusial IHSG baru di kuartal III. Jika proyek infrastruktur benar-benar terlaksana, IHSG tancap gas. Nah, melihat potensi IHSG turun lagi, "Menahan diri dulu, jangan transaksi dalam jumlah banyak," kata Sebastian. Ia dan Analis BNI Securities, Thendra Chrisnanda, menyarankan, jika sedikit menghijau, saham yang sudah jatuh seperti BMRI, BBNI dan BBRI bisa dibeli sedikit.

Maxi menilai, di jangka pendek, IHSG dalam tren turun dan ke 5.150. Sementara prediksi Thendra di 5.180-5.200. Harry Su, Kepala Riset Bahana Securities melihat, price earning ratio (PER) IHSG masih mahal. Dalam situasi seperti ini, ia menyarankan investor mengakumulasi saham sangat defensif. "Sektor konsumer, misalnya UNVR, INDF dan KLBF," saran Hary. (Narita Indrastiti, Wuwun Nafsiah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com