Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Sinyal Pembalikan Arah IHSG

Kompas.com - 28/04/2015, 08:46 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar menunggu sinyal pembalikan arah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari penurunan lebih lanjut, Selasa (28/4/2015). Variatifnya sentimen diperkirakan mewarnai perdagangan saham hari ini di tengah penantian angka produk domestik brutto Indonesia.

Kemarin, IHSG ditutup turun signifikan ke 5.245,44 atau anjlok 189,90 poin (3,49 persen. Indeks LQ45 ditutup terkoreksi 39,83 poin (4,19 persen) ke 910,64.

Menurut Riset Mandiri Sekuritas, secara teknikal IHSG membentuk pola double top dan terkonfirmasi kemarin menembus support/garis neckline di level 5.350.

"Target harga teoritis untuk penurunan adalah di kisaran 5.200. Pola double top ini merupakan pola reversal yang memberikan sinyal pembalikan arah," demikian Riset Mandiri Sekuritas pagi ini.

Sentimen dari eksternal masih variatif di tengah penantian hasil FOMC Meeting The Federal Reserve tengah pekan ini. Bursa Wall Street ditutup memerah, sementara bursa di kawasan Asia pagi ini bergerak menghijau.

"Strategi yang dapat dilakukan pemodal saat ini adalah menunggu terjadinya pullback (technical rebound) di kisaran garis support/neckline di 5.350 untuk mengurangi posisi. Jika tidak terjadi pullback, posisi buy untuk averaging menunggu di kisaran area target double top yaitu di kisaran 5.200. Potensi pembalikan arah secara teknikal terlihat pada saham-saham perbankan," tulisnya.

Rentang untuk indeks hari ini diproyeksikan berada pada kisaran 5.200 - 5.350. Saham-saham pilihan hari ini adalah AALI, ASII dan ADHI. (BEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com