Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia-Iran Hidupkan Kembali Kerja Sama Pembangunan Pabrik Pupuk

Kompas.com - 29/04/2015, 17:52 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia dan Iran menghidupkan kembali rencana kerja sama pembangunan pabrik pupuk di Iran.

Terkait rencana itu, Wakil Presiden Iran Bidang Manajemen dan Perencanaan Mohammad Bagher Nobakht menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk membicarakan langkah selanjutnya.

"Kita antara lain membicarakan dulu kita ada kerja sama pabrik pupuk waktu zamannya Ahmadinejad. Kita ingin mulai lagi kembali pembicaraan itu," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu (29/4/2015), seusai bertemu dengan Bagher Nobakht.

Untuk selanjutnya, kedua negara sepakat membentuk tim yang akan mengupayakan realisasi rencana kerja sama pembangunan pupuk ini. Kalla juga mengatakan bahwa bentuk kerja sama ini adalah business to business (b to b).

Kerja sama ini sudah disepakati sejak 2007, atau ketika Iran dipimpin Ahmadinejad. Ketika itu Kalla masih menjabat Wakil Presiden yang mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono. Ahmadinejad dan Kalla menyepakati rencana pembangunan pabrik pupuk tersebut setelah Indonesia membela Iran dalam sidang Persatuan Bangsa-Bangsa terkait kepemilikan nuklir.

Ketika itu, Ahmadinejad menawarkan harga gas yang jauh lebih murah dari harga pasaran. Diharapkan, pabrik pupuk patungan ini nantinya bisa memenuhi 50 persen kebutuhan dalam negeri Iran dan 50 persen lainnya untuk diekspor ke negara lain, termasuk ke Indonesia.

Namun, hingga kini rencana pembangunan pabrik pupuk patungan yang berlokasi di Iran itu belum terealisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com