Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuartal I, Ekonomi RI Hanya Tumbuh 4,71 Persen

Kompas.com - 05/05/2015, 11:43 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I-2015 mengalami perlambatan. Bedasarkan tahun dasar konstan 2010, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2015 hanya mencapai 4,71 persen. Pada periode sama tahun lalu pertumbuhan ekonomi mencapai 5,14 persen (konstan 2010), atau 5,21 (konstan 2000).

Perlambatan ekonomi dipengaruhi oleh tiga kondisi. Pertama, perlambatan ekonomi mitra dagang RI, yakni Tiongkok dan Singapura.

Kepala BPS Suryamin menerangkan, pertumbuhan ekonomi Tiongkok dikoreksi dari 7,4 persen menjadi 7 persen. Sedang, pertumbuhan ekonomi Singapura terpangkas dari 4,9 persen menjadi 2,1 persen. Kondisi lain yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I-2015 adalah masih rendahnya harga minyak. Kinerja ekspor-impor juga turun dibandingkan kuartal I-2014.

“Ketiga hal ini berpengaruh terhadap kinerja ekonomi RI pada kuartal I-2015,” ucap Suryamin dalam paparan, Selasa (5/5/2015).

Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama dari 2011 sampai 2015 melandi cenderung turun. Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2011 tumbuh 6,48 persen dibanding tahun sebelumnya (konstan 2000). Sedangkan pertumbuhan ekonomi kuartalan sejak 2011-2015 cenderung memiliki pola sama, kecuali kuartal I-2015 ini. Dibandingkan kuartal IV-2014, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2015 turun minus 0,18 persen.

Suryamin menjelaskan, penyebabnya adalah pergeseran musim tanam, sehingga bergeser ke kuartal I-2015. Dari 17 sektor yang diamati, tiga sektor yang mencetak pertumbuhan tertinggi year-on-year (YoY) adalah informasi dan komunikasi (10,53 persen), jasa lainnya (8 persen), dan jasa keuangan dan asuransi (7,57 persen). Sedang secara kuartalan, tiga sektor yang mengalami pertumbuhan paling tinggi, yakni pertanian, kehutanan, perikanan (14,63 persen), informasi dan komunikasi (3,06 persen), dan jasa perusahaan (2,24 persen).

Adapun jumlah total produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I-2015 adalah Rp 2.724,7 triliun Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB). Sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan (tahun 2010) adalah Rp 2.157,5 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com