Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daya Beli Merosot, Elektronik Kalah Bersaing dengan Batu Akik

Kompas.com - 07/05/2015, 11:47 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Momon (43) tengah asik bercengkrama dengan teman sesama pedagang elektronik di Jl. Bekasi  Barat, Jatinegara, Jakarta Timur ketika seorang calon pembeli datang hendak membeli kulkas. Tawar-menawar harga tak berlangsung lama hingga keduanya sepakat di harga Rp 1,65 juta.

“Ini pembeli pertama sejak saya buka toko jam 09.00 pagi,” kata Momon. Waktu itu, jam dinding di toko Andromeda menunjukkan pukul 14.15 WIB.

Belakangan, Momon memang kesulitan menjual barang dagangannya. Pembeli yang mencari barang elektronik makin hari makin sedikit. Alhasil, omzet Toko Andromeda berkurang hingga 50 persen. Sebelumnya, omzet Toko Andromeda yang telah berdiri sejak 1992 silam itu rata-rata mencapai Rp 16 juta per hari. Kini omzetnya turun, rata-rata hanya Rp 8 juta per hari.

Momon merasakan penurunan penjualan sejak tahun lalu, terutama setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), pertengahan November 2014 lalu. “Yang paling banyak dicari pembeli sekarang batu akik, bukan elektronik lagi,” keluh Magi (39), pemilik toko elektronik 35, tak jauh dari Toko Andromeda.

Masa paceklik nyatanya memang tak cuma dialami pedagang barang elektronik. Heru Santoso, Asociate Director Panasonic Gobel Indonesia mengakui, setelah mencapai puncaknya di 2012, pasar produk elektronik memang terus mengalami penurunan hingga 2014.

Menurut Heru, penurunan permintaan terjadi di banyak jenis produk elektronik. Ambil contoh, dibanding 2012, permintaan televisi pada 2014 anjlok hingga 19 persen, kulkas turun 14 persen, dan AC turun hingga 8 persen. “Kelesuan pasar paling terasa di Januari-Maret 2015 lalu,” kata Heru tanpa menyebut angka.

Pernyataan Heru diamini oleh AG. Rudyanto. Ketua Electronic Marketers Club (EMC) itu menyebut, penurunan penjualan terjadi hampir di semua jenis produk elektronik, terutama  produk yang tingkat penetrasinya sudah tinggi, seperti televisi yang sudah di atas 90 persen.

Untuk televisi LED, pangsa pasar terbesar ada di kelas 32 inci. Segmen ini merupakan arena pertempuran antar-merek dan pertempuran harga yang paling sengit. Tak aneh jika banyak produsen mulai beralih ke segmen TV LED dengan ukuran layar yang lebih besar. “TV LED big size sudah mulai naik pesat penjualannya karena harga sudah terkoreksi cukup banyak,” kata Rudyanto.

Sementara, PT LG Electronic Indonesia mulai merasakan tanda-tanda kelesuan pasar elektronik sejak akhir Desember 2014. Ini terlihat dari penurunan penjualan, khususnya pada segmen menengah ke bawah, yang berlanjut hingga ke kuartal 1 tahun 2015. “Penurunan penjualan untuk produk di segmen menengah ke bawah cukup signifikan, yakni 20 persen hingga 25 persen,” ujar Budi Setiawan, Direktur Penjualan LG Electronic Indonesia.

Penurunan daya beli masyarakat disebut-sebut menjadi biang keladi merosotnya pasar elektronik. Selain efek pencabutan subsidi BBM yang membuat harga premium dan solar beberapa kali dinaikkan, kenaikan tarif listrik dan harga gas elpiji juga mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Paling tidak, secara psikologis mempengaruhi konsumen untuk mengerem pengeluaran.

Kurs paling signifikan

Namun, faktor penghambat yang paling signifikan adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Penyebabnya, impor produk elektronik masih sangat dominan. Meskipun diproduksi di dalam negeri, sebagian besar komponennya masih didatangkan dari luar negeri dan harus dibayar dengan dollar AS. Di Polytron misalnya, sekitar 60 persen bahan baku masih harus di impor.

Untungnya, penjualan produk yang menyasar konsumen segmen menengah ke atas tidak ikut-ikutan letoi. Hal ini terlihat dari penjualan produk LG untuk kelas premium tetap bisa stabil. “Penjualan produk premium yang stabil masih mampu mengkaver penjualan di segmen menengah bawah yang turun signifikan,” ujar Budi tanpa menyebut angka.

Produk yang termasuk golongan mewah, tambah Rudyanto, memang masih mempunyai ruang tumbuh yang cukup besar. Misalnya, AC yang pemasarannya lebih banyak di kota besar seperti Jakarta. Pertumbuhan sektor properti ke depan, terutama untuk hunian jangkung dan rumah mewah juga diharapkan bisa mendongkrak penjualan pendingin ruangan. “Produsen AC mulai banyak yang masuk Indonesia. Misalnya, Daikin dan Mitsubishi yang dulu mengandalkan distributor, sekarang langsung terjun,” kata Rudyanto.

Pelaku industri elektronik sendiri masih optimistis, keadaan akan membaik pada kuartal II-2015. Salah satu pendongkraknya adalah bulan suci Ramadan. Menjelang bulan puasa, penjualan produk-produk keperluan rumahtangga, seperti rice cooker dan blender biasanya bakal naik cukup signifikan. Jika berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan penjualan produk-produk tersebut bisa mencapai 30 persen.

Kondisi ini diprediksi akan berlangsung selama dua-tiga bulan, dimulai Mei 2015. Saat itu, para pedagang ritel mulai berbelanja untuk menyetok barang. Efeknya terhadap rantai distribusi, kata Rudyanto, produsen juga mulai mempersiapkan diri untuk menyongsong kenaikan permintaan pada asat itu. “Tren penjualan mesin cuci Polytron akan meningkat menjelang bulan puasa karena para pembantu rumahtangga mudik,” imbuh Santo Kadarusman, PR and Marketing Event Manager Polytron.

Namun, setelah hari raya Idul Fitri berlalu, kondisi pasar elektronik kembali sulit diprediksi. Pergerakan nilai tukar rupiah masih sulit ditebak. Sementara itu, ancaman terhadap daya beli masyarakat belum berakhir lantaran kebijakan pencabutan subsidi premium membuat harga bensin bisa bergerak turun-naik. (Merlina M. Barbara, Oginawa R Prayogo, Tedy Gumilar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com